Kamis, 16 Oktober 2025

MUFG Tegaskan Komitmen Dukung Transisi Energi Bersih Indonesia Lewat JETP

MUFG Tegaskan Komitmen Dukung Transisi Energi Bersih Indonesia Lewat JETP
MUFG Tegaskan Komitmen Dukung Transisi Energi Bersih Indonesia Lewat JETP

JAKARTA - Di tengah dinamika dan tantangan implementasi program transisi energi global, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) menegaskan kembali komitmennya untuk terus mendukung agenda transisi menuju energi bersih di Indonesia. 

Bank asal Jepang tersebut memastikan perannya tetap aktif dalam mendukung pelaksanaan Just Energy Transition Partnership (JETP) — skema kolaboratif yang bertujuan mempercepat peralihan energi fosil menuju energi berkelanjutan.

Komitmen itu ditegaskan oleh Head of Sustainable Finance Asia Pacific MUFG Bank, Colin Chen, dalam acara media gathering pada Selasa (14/10). Ia menegaskan bahwa meskipun terdapat kekhawatiran terhadap perkembangan JETP di Indonesia, MUFG tetap menilai inisiatif ini sebagai langkah strategis bagi masa depan transisi energi nasional.

Baca Juga

Danantara Alokasikan Dividen 15 persen untuk Investasi dan Kemitraan Internasional

“Kami satu-satunya bank Jepang yang menjadi bagian dari konsorsium JETP di Indonesia,” kata Chen menegaskan.

JETP: Tonggak Kemitraan Energi Bersih Indonesia

Program JETP diluncurkan sebagai bentuk kemitraan internasional yang bertujuan membantu negara berkembang, termasuk Indonesia, mempercepat peralihan dari energi fosil ke sumber energi terbarukan. 

Dalam inisiatif awal, JETP di Indonesia ditargetkan dapat mengumpulkan pendanaan hingga US$ 40 miliar untuk proyek-proyek energi dan keberlanjutan.

Kala itu, Amerika Serikat (AS) berperan sebagai pemimpin utama konsorsium JETP di Indonesia. Namun, dinamika politik di dalam negeri AS kemudian memengaruhi arah kebijakan tersebut. 

Pemerintah AS menarik diri dari komitmen mendukung Perjanjian Iklim Paris, sehingga turut mengurangi keterlibatan dalam sejumlah agenda penanganan perubahan iklim, termasuk proyek JETP di Indonesia.

“Awalnya, JETP diharapkan bisa menjadi penggerak besar untuk mendanai transisi energi nasional. Namun setelah AS menarik diri, tentu banyak hal yang perlu dibahas kembali,” tutur Chen menjelaskan.

Perlambatan Progres, tapi Komitmen Tetap Jalan

Perkembangan JETP di Indonesia, menurut Chen, saat ini masih menghadapi sejumlah tantangan dalam pelaksanaannya. Selain faktor geopolitik global, agenda transisi energi juga harus menyesuaikan dengan target emisi nol bersih (net zero emission) yang tengah dikejar oleh pemerintah Indonesia.

“Agak sulit karena banyak agenda yang belum ditetapkan, dan syarat-syarat juga masih belum jelas,” papar Chen.

Kondisi tersebut menyebabkan progres JETP belum menunjukkan lonjakan signifikan. Namun, MUFG memastikan tidak akan menarik diri dari proyek ini. Sebaliknya, bank tersebut tetap berkomitmen menjadi bagian penting dari pembiayaan transisi energi di Indonesia.

Chen menambahkan, dukungan konkret sudah mulai diberikan melalui pembiayaan pada salah satu proyek geothermal di Tanah Air. “Proyek ini dibiayai sekitar awal tahun ini,” ujarnya.

Walau tidak menyebutkan nama proyek maupun nilai investasi yang dikucurkan, Chen memastikan proyek tersebut menjadi salah satu program prioritas MUFG di sektor energi terbarukan.

Dukungan terhadap Mekanisme Pensiun Dini PLTU

Selain mendukung JETP, MUFG juga menaruh perhatian terhadap rencana pemerintah Indonesia untuk memensiunkan dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang berbasis batu bara. 

Langkah ini merupakan bagian dari inisiatif Energy Transition Mechanism (ETM) — mekanisme pembiayaan untuk menggantikan pembangkit fosil dengan energi bersih.

Chen menilai, jika proyek ETM berhasil berjalan dengan baik, maka program tersebut dapat menjadi model percontohan bagi proyek-proyek transisi energi berikutnya.
“Bila proyek itu sudah berjalan baik, maka proyek itu akan menyediakan cetak biru untuk banyak proyek yang akan datang,” ujarnya menegaskan.

Langkah ETM menjadi komponen penting dalam mewujudkan target pengurangan emisi karbon Indonesia sebesar 31,89% secara mandiri dan hingga 43,2% dengan dukungan internasional pada tahun 2030, sebagaimana tercantum dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC).

MUFG dan Strategi Keuangan Berkelanjutan di Asia Pasifik

Sebagai lembaga keuangan global, MUFG terus memantau tren dan kebijakan transisi energi di berbagai negara di kawasan Asia Pasifik. 

Komitmen perusahaan dalam mendukung pendanaan berkelanjutan tercermin dari portofolio investasi yang semakin berorientasi pada proyek hijau, termasuk energi terbarukan, efisiensi energi, dan transportasi rendah emisi.

Di Indonesia, keterlibatan MUFG dalam JETP sekaligus menjadi wujud kolaborasi jangka panjang dengan pemerintah dalam memperkuat green finance ecosystem. Bank tersebut memposisikan diri tidak hanya sebagai penyedia pembiayaan, tetapi juga mitra strategis dalam merancang kebijakan dan solusi pembiayaan hijau.

“Indonesia punya potensi energi terbarukan yang sangat besar — dari panas bumi, tenaga surya, hingga biomassa. Tantangannya ada pada bagaimana menciptakan model pembiayaan yang efisien agar proyek-proyek ini bisa bankable, bukan hanya visioner,” kata Chen dalam kesempatan terpisah sebelumnya.

Masa Depan Transisi Energi: Kolaborasi Jadi Kunci

Seiring dengan perubahan kebijakan global dan kebutuhan pembiayaan yang besar, keberhasilan implementasi JETP di Indonesia akan bergantung pada sinergi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan sektor swasta. 

MUFG menilai bahwa masa depan energi bersih di Indonesia akan ditentukan oleh kemampuan berbagai pihak dalam mengintegrasikan pendekatan finansial, teknologi, dan regulasi secara berkelanjutan.

Chen optimistis bahwa dengan arah kebijakan pemerintah yang semakin pro terhadap energi hijau, Indonesia dapat memosisikan diri sebagai pusat investasi transisi energi di kawasan Asia Tenggara. 

“Kami akan terus mendukung upaya Indonesia dalam mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan,” tegasnya.

Meski menghadapi sejumlah hambatan teknis dan geopolitik, komitmen MUFG terhadap implementasi JETP di Indonesia menjadi sinyal positif bagi masa depan transisi energi nasional. 

Dukungan terhadap proyek geothermal dan inisiatif pensiun dini PLTU mencerminkan langkah nyata menuju sistem energi rendah karbon.

Dengan peran aktif sektor keuangan seperti MUFG, transisi energi bersih bukan lagi sekadar wacana, melainkan langkah konkret menuju masa depan ekonomi hijau Indonesia.

Tsaniyatun Nafiah

Tsaniyatun Nafiah

Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Tracon Industri Siapkan Warehouse Strategis untuk Operasional Lebih Lancar

Tracon Industri Siapkan Warehouse Strategis untuk Operasional Lebih Lancar

Perluasan Layanan BRI Insurance Dukung Perlindungan Pedagang Pasar Bogor

Perluasan Layanan BRI Insurance Dukung Perlindungan Pedagang Pasar Bogor

Lion Parcel Catat Pertumbuhan Double Digit Berkat Paket Jumbo

Lion Parcel Catat Pertumbuhan Double Digit Berkat Paket Jumbo

Maxus Resmi Serahkan MIFA 7 dan MIFA 9 Produksi Lokal ke Pelanggan

Maxus Resmi Serahkan MIFA 7 dan MIFA 9 Produksi Lokal ke Pelanggan

Maxus Resmi Serahkan MIFA 7 dan MIFA 9 Produksi Lokal ke Pelanggan

Maxus Resmi Serahkan MIFA 7 dan MIFA 9 Produksi Lokal ke Pelanggan