JAKARTA-PLN Indonesia Power (PLN IP) menjadi pionir pengembangan hidrogen hijau di Indonesia dengan meresmikan 12 unit Pembangkit Hidrogen Hijau (GHP) di seluruh penjuru negeri.
"PLN IP memiliki potensi untuk menjadi produsen hidrogen hijau terbesar di dunia. Kami memiliki sumber daya energi terbarukan yang melimpah, serta dukungan dari pemerintah dan pelaku industri," ujar Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra.
GHP PLN IP memanfaatkan energi surya untuk menghasilkan listrik, yang kemudian digunakan untuk proses elektrolisis air dan menghasilkan hidrogen hijau. Hidrogen hijau yang dihasilkan ini dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan listrik, bahan bakar cair untuk industri, hingga kebutuhan rumah tangga.
Pengembangan GHP oleh PLN IP tidak hanya berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca, tetapi juga membawa sejumlah manfaat lainnya. Hidrogen hijau akan meningkatkan kemandirian energi nasional dengan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil impor. Industri nasional juga akan diuntungkan dengan adanya bahan bakar cair yang lebih bersih dan efisien. Bahkan, rumah tangga pun dapat menikmati akses ke energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Potensi Indonesia untuk menjadi produsen hidrogen hijau terbesar di dunia sangat besar. Indonesia memiliki sumber daya energi terbarukan yang melimpah, seperti matahari, angin, dan air. Selain itu, Indonesia juga memiliki dukungan dari pemerintah dan pelaku industri.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Hidrogen hijau merupakan salah satu solusi untuk mencapai target tersebut. Dengan pengembangan GHP, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca.
PLN IP memiliki komitmen untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan hidrogen hijau di Indonesia. Perusahaan ini menargetkan kapasitas produksi GHP mencapai 1.000 ton per tahun pada tahun 2025.