Pertamina: Memperkuat Posisi di Pasar Bahan Bakar Penerbangan Hijau

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 15:20:47 WIB

Bali – PT Pertamina (Persero) menegaskan komitmennya untuk mengembangkan bisnis Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia dengan optimisme yang menggebu. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina, A. Salyadi Saputra, dalam panel diskusi bertajuk “Global and Regional Collaboration Potential on Sustainable Aviation Fuel” di Bali International Air Show 2024, yang berlangsung di Bandara Internasional Ngurah Rai.

Salyadi menjelaskan rencana komprehensif Pertamina untuk pengembangan SAF di seluruh grup, meliputi inovasi teknologi, dukungan finansial, dan kerjasama dengan pemerintah. “Kami siap untuk menjawab tantangan ini. Pertamina Patra Niaga telah mendapatkan lisensi dari Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-EU, sehingga kami bisa menjadi pemasok SAF. Selain itu, kami juga sedang melakukan upgrade kilang untuk bertransformasi menjadi green refinery yang mampu memproduksi SAF secara efisien,” paparnya.

Dia menambahkan bahwa sebagai Badan Usaha Milik Negara, Pertamina memiliki tanggung jawab ganda: mendukung ketahanan energi nasional dan menjaga kinerja finansial yang berkelanjutan. “SAF adalah peluang besar untuk industri penerbangan, dan kami serius dalam mengembangkannya. Selain biofuel B35 yang sukses, kami berencana untuk meningkatkannya menjadi B40 atau B50. Pasar SAF kami tidak hanya lokal, tetapi juga global, berkat kekayaan sumber daya alam Indonesia,” jelas Salyadi.

Dalam sesi yang sama, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, juga menyoroti potensi besar Pertamina dalam mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan. “Satu negara tidak dapat melakukannya sendiri. Pertamina memiliki peran penting dan kami ingin melihat keterlibatannya dalam kolaborasi internasional,” ungkapnya, sembari menyebutkan kemitraan dengan Airbus untuk mengembangkan ekosistem SAF di Indonesia.

Luhut menekankan pentingnya forum seperti ini untuk berbagi pengalaman dan merumuskan strategi bahan bakar efisien di tingkat global. “Kami harus bekerja sama untuk mencapai target nol emisi pada tahun 2060. Ini bukan hanya tentang Indonesia; ini tentang masa depan dunia kita,” tambahnya.

Sebagai pionir dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen untuk mendukung target Net Zero Emission 2060, sambil terus melaksanakan program yang berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Semua langkah ini sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dalam operasional mereka. 

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Pertamina siap memimpin jalan menuju penerbangan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Terkini