Pertamina: Mewujudkan Komitmen untuk Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan

Senin, 14 Oktober 2024 | 15:10:46 WIB

Bali – PT Pertamina (Persero) menunjukkan keyakinan yang kuat dalam mengembangkan bisnis Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia. Optimisme ini disampaikan oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina, A. Salyadi Saputra, dalam sesi panel bertajuk “Global and Regional Collaboration Potential on Sustainable Aviation Fuel” pada Bali International Air Show 2024 yang berlangsung di Bandara Internasional Ngurah Rai.

Salyadi menjelaskan rencana Pertamina untuk mengembangkan SAF di seluruh grup, mencakup aspek teknologi, finansial, dan dukungan kebijakan dari pemerintah. Semua upaya ini bertujuan untuk memastikan pemanfaatan SAF dapat tumbuh dalam industri penerbangan nasional.

“Pertamina sudah siap untuk menghadapi era SAF. Pertamina Patra Niaga telah mendapatkan lisensi dari Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-EU, memungkinkan kami untuk menjadi pemasok SAF. Kami juga sedang berupaya meningkatkan kapasitas kilang untuk bertransformasi menjadi green refinery, agar dapat memproduksi SAF secara optimal. Dukungan dari masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri, sangat penting untuk mewujudkan tujuan ini,” jelas Salyadi.

Dia menambahkan bahwa sebagai Badan Usaha Milik Negara, Pertamina memiliki peran ganda: mendukung ketahanan energi nasional dan sekaligus menjaga kinerja finansial yang sehat. “SAF adalah bisnis yang menjanjikan bagi industri penerbangan, dan kami serius dalam mengembangkannya. Kami telah sukses dengan biofuel B35, dan berencana meningkatkan ke B40 atau B50. Selain itu, pasar SAF kami tidak hanya terbatas di dalam negeri, tetapi juga dapat menjangkau pasar global, berkat potensi sumber daya alam yang melimpah di Indonesia,” tutup Salyadi.

Dalam sesi yang sama, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, juga menyatakan optimisme bahwa Pertamina memiliki potensi besar dalam mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan untuk industri penerbangan melalui SAF. Dia menekankan pentingnya kolaborasi dengan mitra strategis, termasuk perusahaan global.

“Saya percaya tidak ada satu negara pun yang bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, peran Pertamina sangat krusial bagi Indonesia. Pertamina adalah perusahaan negara yang memiliki potensi besar, dan kami ingin melihat keterlibatannya dalam kolaborasi dengan negara lain dan organisasi internasional seperti Airbus,” ungkap Luhut.

Menurutnya, forum dan diskusi seperti ini penting untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta merumuskan roadmap efisien bahan bakar di Indonesia dan dunia. “Kami tidak bisa berjalan sendiri; kita perlu bekerja sama untuk mencapai target nol emisi pada tahun 2060,” tegasnya.

Sebagai pemimpin dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 dan terus mendorong program-program yang berkontribusi langsung pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Semua usaha ini selaras dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dalam seluruh operasional Pertamina.

Terkini