Wali Kota Depok Mohammad Idris menyemprot warga yang juga tetangganya karena memasang baliho Pilkada. Pasalnya, baliho yang dipasang bukanlah pasangan calon yang didukung Idris. Warga yang ditegur pun akhirnya berdebat karena dipaksa mencopot baliho tersebut.
Ketua Relawa(Jakbass) Jaringan Keluarga Besar Supian Suri, Idham mengatakan, dia memasang baliho di rumahnya di Jalan Aridho, Jatimulya, Cilodong, Depok sebagai bentuk dukungan pada pasangan calon (paslon) 02.
“Kami sebagai kerabat Supian Suri bersepakat dalam pilkada ini kami semua keluarga besar Supian Suri mendukung paslon nomer urut 2. Untuk itu kami semua keluarga besar memasang baliho di rumahnya sendiri-sendiri,” katanya, Minggu (20/10/2024).
Ditambahkan Idham, awalnya baliho dipasang di tiang telepon Jalan Raya Aridho gang masuk ke rumah Idris. Namun belum lama dipasang sudah dicopot oleh pihak lain.
“Siang kami pasang, malamnya dicopot. Diduga oknum Satpol PP yang bertugas dirumah Pak Idris yang mencopotnya,” ucapnya.
Idham pun kembali memasang di tembok salah satu keluarganya. Kebetulan rumah tersebut bersebelahan dengan rumah Idris.
“Akhirnya baliho kami pasang kembali di salah satu keluarga kami yang kebetulan tidak mempunyai suami maka saya berinisiatif memasang baliho di pagar halaman kerabat kami yang kebetulan rumahnya bersebelahan dengan Walikota Depok Idris Abdulsomad,” ungkapnya.
Namun tidak lama dipasang, tiba-tiba ada Satpol PP yang menegur pemilik rumah. Satpol PP meminta agar baliho tersebut dicopot tanpa alasan yang jelas. Pemilik rumah mengatakan kalau baliho paslon 02 diminta dicopot seharusnya berlaku sama dengan baliho paslon 01.
“Oknum Satpol PP kembali menegur pemilik rumah agar segera mencopot baliho Supian Suri-Chandra. Pemilik rumah keberatan kalau mau copot baliho paslon no urut 2 copot juga dong baliho paslon 01 yang terpasang di tembok sebelahnya,” katanya.
Karena tidak dicopot juga akhirnya Idris mendatangi pemilik rumah. Penuturan Idham, Idris datang dengan kesal dan nada tinggi dengan gaya kedua tangannya ditaruh pinggang,
“Dia (Idris) bilang ‘ini jalanan saya, saya pager nanti ini tembok sampe atas kalo ga dicopot sampai jam 5 sore ini’,” ucapnya menirukan perkataan Idris.
Kemudian pemilik rumah mempersilahkan Idris untuk mencopor sendiri baliho tersebut.
“Dengan sabar pemilik rumah mempersilahkan pak Wali untuk mencopot sendiri baliho Supian-Chandra. Karena tidak dicopot juga akhirnya kami mengalah baliho kami copot,” imbuhnya.