Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok meminta pejabat jangan mencari pembenaran atas wafatnya Martin Panjaitan. Karena selama bertugas, petugas tidak dilengkapi masker saat memadamkan api.
Ini yang akhirnya merenggut nyawa Martin usai memadamkan api di Pasar Cisalak pada Jumat malam lalu. Martin diduga keracunan asap karena tidak memakai masker saat kejadian. Dia pun menghembuskan nafas usai melaksanakan tugasnya.
Herumansyah, salah satu petugas yang juga rekan Martin meminta agar Pemkot Depok segera turun tangan. Sebagai garda terdepan dalam memadamkan api, dia ingin agar dilakukan perbaikan sarpras di DPKP Depok.
“Buat salah satu pimpinan saya, kita bukan bicara safety atau gimana. Tapi yang kita bicarakan adalah keselamatan anggota,” katanya Selasa 22 Oktober 2024.
Dikatakan dia, jika sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) maka saat bertugas harus dilengkapi dengan masker. Sayangnya saat Martin memadamkan api di Pasar Cisalak pada Jumat malam kemarin tidak dilengkapi masker.
“Bicara safety, harus pakai masker, harus. Demi keselamatan wajib (pakai masker),” ujarnya sambil menahan tangis.
Selama 11 tahun bekerja di dinas tersebut, kata dia, petugas tidak dilengkapi dengan masker saat bertugas. Dia pun meminta agar semua pihak tidak usah mencari kesalahan satu sama lain.
“Selama ini ngga ada. Sejak saya masuk juga ngga ada. Jadi kita ngga usah cari kesalahan satu sama lain. Tapi perbaiki dinas pemadam kebakaran. Sampai kapan korbanin teman saya. Ini terakhir. Cuma gara-gara (ngga pakai masker), keselamatan kami ngga terjamin. Tugas kami menyelamatkan orang, tapi kalau keselamatan kami ngga terjamin, mau gimana kita kerja,” ucapnya sambil menangis.
Mengenai unit ambulan, kata dia, sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP) bahwa ambulan harus ada di lokasi saat kejadian. Dia pun mempertanyakan perihal unit ambulan yang seolah hanya sebagai pajangan saja.
“Kalau ambulans buat pajangan di dinas, buat apa, gunanya buat apa, saya cuma mempertanyakan itu, ambulans itu untuk apa. Isi ambulans itu kayak apa? Kalau cuma buat pajangan di dinas enggak perlu ada ambulans. Makanya saya pertanyakan ambulan di dinas pemadam itu buat apa? Digunakan untuk apa? Kalau cuma untuk pajangan aja, taruh paling depan biar masyarakat tahu kalau dinas pemadam kebakaran Kota Depok punya ambulan,” ucapnya kesal.
Dia mengaku heran untuk apa ambulan milik dinas tidak disertakan saat pemadaman. Unit ambulan yang ada di lokasi justru milik relawan.
“Selama saya bertugas ngga ada. Yang ada malah (milik) relawan. Saya juga berterimakasih pada relawan yang mau bantu teman-teman saya,” katanya.
Sekali lagi dia meminta agar pemangku kebijakan dapat bersikap bijak dalam hal ini. Dia meminta jangan ada pihak yang mencari pembenaran.
“Saya minta jangan cari pembenaran, perbaiki kita sama-sama cinta Dinas Pemadam Kebakaran, enggak ada yang enggak cinta, semua cinta, jangan cari pembenaran, jangan cari kesalahan seseorang. Saya cuma minta perbaiki dinas pemadam kebakaran,” ungkapnya.
Dia meminta kepada para calon Wali Kota Depok yang nantinya terpilih agar memasukan program buat kesejahteraan dan perbaikan bagi Damkar.
“Siapapun yang terpilih nanti tolong perhatikan kesejahteraan dan keselamatan kami dengan perbaikan sarana dan prasarana. Saya cuma bisa pesan itu,” pungkasnya.