Kadin Ajak Industri Tambang Manfaatkan AI untuk Efisiensi dan Keselamatan

Rabu, 15 Oktober 2025 | 11:06:29 WIB
Kadin Ajak Industri Tambang Manfaatkan AI untuk Efisiensi dan Keselamatan

JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong perusahaan tambang untuk segera memanfaatkan potensi teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam kegiatan operasionalnya. 

Penerapan AI dinilai menjadi langkah strategis untuk menjawab tantangan efisiensi produksi, keselamatan kerja, serta daya saing sektor tambang di tengah fluktuasi harga komoditas global.

Transformasi Digital Jadi Kebutuhan Mendesak

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, Aryo Djojohadikusumo, menilai bahwa sektor pertambangan kini berada pada titik kritis transformasi digital. 

Menurutnya, AI tidak lagi sekadar tren teknologi, melainkan kebutuhan untuk meningkatkan ketahanan industri tambang nasional terhadap gejolak pasar dan tekanan biaya operasional.

Aryo menjelaskan bahwa tantangan utama yang dihadapi industri pertambangan saat ini meliputi kenaikan biaya logistik, ketergantungan pada peralatan impor, dan risiko keselamatan di lapangan. Dalam kondisi seperti ini, teknologi AI dapat berperan penting untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko kecelakaan kerja.

“Banyak tambang-tambang dengan potensi mineral besar di Indonesia yang lokasinya berada di daerah terpencil dan berisiko tinggi. AI dapat membantu mengurangi risiko tersebut sekaligus meningkatkan produktivitas,” ujar Aryo dalam acara Energy Insights Forum di Jakarta.

Teknologi AI untuk Keselamatan dan Efisiensi Tambang

Menurut Aryo, penerapan AI dalam industri pertambangan mencakup berbagai fungsi penting, mulai dari analisis geologi, pemantauan kondisi tambang secara real time, hingga perawatan alat berat otomatis. 

Teknologi ini juga mampu memprediksi area tambang yang paling aman dan efisien untuk dieksplorasi, serta mendeteksi potensi bencana seperti longsor sebelum terjadi.

Ia menilai, sejumlah insiden kecelakaan tambang yang terjadi di Indonesia, seperti di area operasi Freeport, seharusnya bisa diminimalkan dengan pemanfaatan teknologi digital berbasis AI. Dengan sistem otomatis dan robotics, kegiatan tambang yang berisiko tinggi tidak lagi sepenuhnya mengandalkan tenaga manusia.

“Kasus-kasus kecelakaan tambang sebenarnya bisa dicegah. AI dan sistem otomasi memungkinkan aktivitas berisiko tinggi dilakukan dengan lebih aman dan efisien,” jelasnya.

Biaya Implementasi Semakin Terjangkau

Salah satu kendala utama dalam penerapan AI di industri tambang selama ini adalah tingginya biaya investasi awal. Namun, Aryo menyebut hambatan tersebut kini mulai teratasi. Berdasarkan data dari McKinsey, biaya penerapan sistem AI telah menurun hingga seratus kali lipat dalam dua tahun terakhir.

Penurunan biaya ini membuka peluang bagi lebih banyak perusahaan, termasuk tambang skala menengah dan kecil, untuk mengadopsi teknologi digital.

“Dulu, hanya perusahaan besar seperti Mind ID, Kaltim Prima Coal, atau Petrosea yang mampu menggunakan AI. Sekarang, perusahaan tambang menengah dan kecil pun bisa go digital karena biayanya semakin murah,” ujar Aryo.

Dampak Positif bagi Daya Saing dan Lapangan Kerja

Lebih jauh, Kadin menilai bahwa transformasi digital melalui AI bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga tentang memperkuat daya saing jangka panjang industri tambang nasional. 

Dengan teknologi ini, perusahaan dapat mengoptimalkan proses produksi, meningkatkan akurasi perencanaan eksplorasi, serta mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual untuk tugas-tugas berisiko tinggi.

Selain itu, adopsi AI diproyeksikan akan menciptakan lapangan kerja baru, terutama di bidang analisis data, rekayasa perangkat lunak, dan pemeliharaan sistem otomasi. 

Hal ini dapat membuka peluang ekonomi baru di wilayah-wilayah tambang terpencil yang selama ini bergantung pada aktivitas ekstraktif tradisional. Aryo menambahkan, penerapan teknologi digital juga akan mendorong terciptanya ekosistem inovasi di sektor pertambangan. 

Kolaborasi antara perusahaan tambang, penyedia teknologi, dan lembaga pendidikan tinggi diperlukan untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang siap menghadapi era industri berbasis teknologi canggih.

Tantangan Infrastruktur dan SDM

Meski peluangnya besar, Aryo mengingatkan bahwa transformasi digital di sektor tambang tetap menghadapi sejumlah hambatan. Dua di antaranya adalah keterbatasan infrastruktur digital di daerah tambang terpencil dan kebutuhan peningkatan kompetensi SDM di lapangan.

Kadin menilai pemerintah perlu mempercepat pembangunan jaringan internet berkecepatan tinggi di wilayah pertambangan serta memperkuat program pelatihan berbasis teknologi bagi pekerja tambang. 

Dukungan ini penting agar perusahaan tidak hanya mampu membeli teknologi, tetapi juga bisa mengoperasikannya secara efektif dan berkelanjutan.

“Teknologi tanpa SDM yang mumpuni tidak akan berjalan optimal. Karena itu, peningkatan kapasitas tenaga kerja menjadi prioritas agar transformasi digital di sektor tambang benar-benar berhasil,” jelas Aryo.

Masa Depan Industri Tambang Berbasis Teknologi

Penerapan AI diyakini akan menjadi fondasi penting bagi masa depan industri pertambangan Indonesia. Selain meningkatkan efisiensi dan keselamatan, teknologi ini juga dapat membantu perusahaan menurunkan emisi karbon melalui optimalisasi penggunaan bahan bakar dan perawatan mesin yang lebih presisi.

Langkah menuju digitalisasi tambang juga sejalan dengan agenda transisi energi nasional, di mana efisiensi operasional dan keberlanjutan lingkungan menjadi dua pilar utama.

Aryo optimistis, jika transformasi digital ini dijalankan secara konsisten, industri tambang Indonesia dapat bersaing di tingkat global dan berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“AI bukan lagi masa depan, tapi kebutuhan hari ini. Sektor tambang harus berani berubah agar tidak tertinggal dari negara lain,” tutup Aryo.

Dengan demikian, dorongan Kadin untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan dalam kegiatan pertambangan mencerminkan komitmen dunia usaha terhadap modernisasi industri nasional. 

Teknologi digital diharapkan mampu menjawab tantangan produktivitas, keselamatan, dan keberlanjutan yang selama ini menjadi perhatian utama sektor tambang Indonesia.

Terkini