Kamis, 16 Oktober 2025

Paparan Radioaktif Cesium-137 di Cikande Ancam Kesehatan Warga

Paparan Radioaktif Cesium-137 di Cikande Ancam Kesehatan Warga
Paparan Radioaktif Cesium-137 di Cikande Ancam Kesehatan Warga

JAKARTA - Kasus pencemaran radioaktif Cesium-137 di kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, Banten, menjadi perhatian nasional. Pemerintah mencatat tingkat radiasi di beberapa titik mencapai 875.000 kali lipat dari batas aman.

 Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keselamatan warga dan potensi dampak kesehatan jangka panjang akibat paparan radiasi.

Situasi di Cikande menunjukkan betapa pentingnya pengawasan bahan radioaktif di kawasan industri. Kasus ini bukan sekadar masalah lingkungan, tetapi juga krisis kesehatan publik yang membutuhkan penanganan cepat dan terkoordinasi.

Baca Juga

Alasan Banyak Orang Masih Enggan Konsultasi ke Psikolog

Ancaman Radiasi di Atas Batas Aman

Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan menyatakan bahwa keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama pemerintah. Ia menilai tingginya tingkat radiasi di Cikande sangat berbahaya jika tidak segera dilakukan lokalisasi dan dekontaminasi menyeluruh.

“Radiasi yang mencapai 875.000 kali ini tentu sangat berbahaya, dan apabila tidak dilakukan lokalisasi, akan meningkat dan berdampak secara luas,” kata Daniel. Ia mengingatkan agar pemerintah tidak menyepelekan situasi ini agar tidak berujung pada tragedi seperti insiden nuklir Chernobyl di Ukraina.

Temuan tersebut mendorong pemerintah dan lembaga terkait melakukan tindakan cepat. Pemeriksaan di lapangan menunjukkan adanya paparan radiasi mencapai 33.000 microsievert per jam di beberapa titik industri Modern Cikande.

 Hasil tes awal juga menunjukkan sembilan pekerja positif terpapar radioaktif Cesium-137.

Dampak Paparan Radiasi terhadap Tubuh

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa radiasi merupakan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel subatom yang dapat menembus jaringan tubuh manusia. 

Ketika seseorang terpapar dalam dosis tinggi, radiasi bisa menyebabkan kerusakan sel, gangguan sistem kekebalan, hingga mutasi genetik.

Efek paparan radiasi dibedakan menjadi dua: akut dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, paparan tinggi dapat menyebabkan mual, muntah, rambut rontok, kulit kemerahan, dan sindrom radiasi akut. 

Sementara itu, efek jangka panjang bisa meningkatkan risiko kanker, terutama kanker tiroid yang banyak menyerang anak-anak dan remaja.

WHO menegaskan bahwa bahaya radiasi bergantung pada jenis, durasi, dan dosis yang diterima tubuh. Dalam situasi darurat, pemberian pil kalium iodida dapat digunakan untuk mengurangi risiko kanker tiroid, namun langkah ini hanya boleh dilakukan berdasarkan arahan otoritas kesehatan.

Relokasi Warga dan Upaya Dekontaminasi

Sebagai langkah mitigasi, Pemerintah Provinsi Banten menyiapkan tiga lokasi relokasi sementara bagi warga yang tinggal di zona merah, yaitu Gedung PGRI Serang, Wisma Bhayangkara, dan Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Serang. 

Gubernur Banten Andra Soni memastikan relokasi dilakukan sampai proses dekontaminasi tuntas. “Target kami mudah-mudahan tidak lebih dari dua bulan bisa diselesaikan sampai benar-benar steril seperti semula,” ujar Andra.

Namun, di lapangan, sebagian warga masih enggan meninggalkan rumah mereka. Salah satunya, Sarniti (50), warga Kampung Sadang, yang mengaku tetap merasa aman tinggal di rumah meski berdekatan dengan titik radiasi.

 “Enggak mau direlokasi, masalahnya rumah sendiri, walaupun jelek juga istana,” ungkapnya.

Padahal, para ahli menegaskan bahwa paparan radiasi tidak selalu dapat dirasakan langsung. Efeknya bisa bersifat akumulatif dan baru muncul setelah beberapa waktu. Oleh karena itu, upaya relokasi sementara menjadi langkah penting untuk mencegah dampak kesehatan yang lebih parah.

Sumber Kontaminasi dan Kronologi Kasus

Kasus pencemaran radioaktif ini terungkap setelah Amerika Serikat menolak ekspor udang dari Indonesia yang terdeteksi mengandung radiasi. 

Hasil penelusuran menunjukkan bahwa produk tersebut dikemas di kawasan industri Cikande, berdekatan dengan pabrik peleburan logam yang diduga menjadi sumber kontaminasi Cesium-137.

Temuan ini memperkuat dugaan bahwa bahan radioaktif yang seharusnya dikelola secara ketat diduga telah tercampur dengan limbah industri. Situasi tersebut menimbulkan keprihatinan mendalam karena menunjukkan adanya kelalaian dalam pengelolaan limbah berbahaya.

Penanganan Lintas Sektor dan Evaluasi Sistem Pengawasan

Menanggapi hal ini, Daniel Johan meminta agar pemerintah membentuk tim lintas kementerian dan melibatkan pakar nuklir nasional maupun internasional. Tujuannya untuk memastikan langkah penanganan yang tepat serta mencegah kasus serupa di masa depan.

“Komisi IV dalam rapat nanti akan melakukan koordinasi secara menyeluruh dengan berbagai kementerian dan lembaga untuk mencari solusi permanen atas kejadian luar biasa ini,” tegasnya.

Para ahli menilai, insiden Cikande menjadi peringatan keras bagi pemerintah untuk memperkuat sistem pengawasan bahan radioaktif, terutama di sektor industri dan daur ulang logam. 

Standar keamanan dan prosedur penyimpanan limbah radioaktif harus diperketat agar tidak mencemari lingkungan atau membahayakan pekerja.

Risiko Jangka Panjang bagi Kesehatan dan Lingkungan

Paparan radioaktif Cesium-137 tidak hanya berdampak langsung terhadap kesehatan manusia, tetapi juga berpotensi mencemari tanah dan air dalam jangka panjang. Isotop ini memiliki waktu paruh sekitar 30 tahun, yang berarti dapat bertahan di lingkungan selama beberapa dekade.

Jika tidak ditangani dengan benar, Cesium-137 bisa masuk ke rantai makanan melalui air tanah, tumbuhan, atau hasil perikanan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menimbulkan dampak serius bagi ekosistem dan kesehatan masyarakat di sekitar kawasan industri.

Pemerintah diharapkan segera menyelesaikan proses dekontaminasi dan memastikan pemulihan lingkungan berjalan sesuai standar internasional. 

Kasus ini menjadi pengingat bahwa pengawasan bahan radioaktif bukan sekadar aspek teknis, tetapi juga menyangkut keselamatan publik dan keberlanjutan lingkungan.

Tsaniyatun Nafiah

Tsaniyatun Nafiah

Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Tracon Industri Siapkan Warehouse Strategis untuk Operasional Lebih Lancar

Tracon Industri Siapkan Warehouse Strategis untuk Operasional Lebih Lancar

Perluasan Layanan BRI Insurance Dukung Perlindungan Pedagang Pasar Bogor

Perluasan Layanan BRI Insurance Dukung Perlindungan Pedagang Pasar Bogor

Lion Parcel Catat Pertumbuhan Double Digit Berkat Paket Jumbo

Lion Parcel Catat Pertumbuhan Double Digit Berkat Paket Jumbo

Maxus Resmi Serahkan MIFA 7 dan MIFA 9 Produksi Lokal ke Pelanggan

Maxus Resmi Serahkan MIFA 7 dan MIFA 9 Produksi Lokal ke Pelanggan

Maxus Resmi Serahkan MIFA 7 dan MIFA 9 Produksi Lokal ke Pelanggan

Maxus Resmi Serahkan MIFA 7 dan MIFA 9 Produksi Lokal ke Pelanggan