JAKARTA - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan komitmen pemerintah menghadirkan solusi pertanian bersifat permanen saat menerima kunjungan Wali Kota Sabang Zulkifli H Adam dan Wali Kota Batam Amsakar Achmad.
Pertemuan digelar dalam suasana keakraban, menghasilkan langkah konkret untuk penguatan sektor pertanian di kedua wilayah strategis Indonesia.
Fokus utama dari pertemuan ini adalah memastikan ketersediaan pangan dan mendukung produktivitas petani, sekaligus menanggulangi dampak masuknya beras ilegal yang sempat terjadi di kedua daerah. Langkah ini sejalan dengan perhatian pemerintah pusat terhadap daerah-daerah di garda terdepan seperti Sabang dan Batam.
Pengembangan Komoditas Unggulan dan Hortikultura
Untuk Sabang, pemerintah menyediakan bantuan pengembangan padi gogo, kelapa, dan kakao, termasuk alat mesin pertanian (alsintan) serta pompa air.
Selain itu, koordinasi dengan Menteri Kelautan dan Perikanan dilakukan untuk mendukung pengembangan desa nelayan, memperkuat ekonomi lokal sekaligus meningkatkan produktivitas perikanan.
Di Batam, fokus diberikan pada pengembangan hortikultura dan jagung. Pemerintah mendorong Batam menjadi penyuplai hortikultura bagi negara tetangga, termasuk Singapura. Strategi ini sekaligus memperkuat stabilitas pangan nasional dan meningkatkan kapasitas ekspor daerah.
Dorongan Ekspor dan Nilai Tambah Industri
Selain penguatan produksi, pemerintah juga mendorong Sabang untuk mengekspor cokelat ke pasar global.
Amran menekankan bahwa pengembangan industri olahan kakao mampu memberikan nilai tambah hingga 37 kali lipat. Pemerintah menyiapkan bibit unggul dan dukungan teknis agar hasil produksi lokal dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi.
Pengalaman ekspor sukses di daerah lain, seperti Kalimantan Barat dengan jagung dan kelapa, dijadikan contoh bahwa Indonesia memiliki kapasitas menjadi produsen komoditas unggulan dunia. Dukungan pemerintah pusat diharapkan mampu meningkatkan daya saing Sabang dan Batam di pasar internasional.
Penyegelan Beras Ilegal dan Sinergi Pusat-Daerah
Selain program pengembangan pertanian, pemerintah juga menindak masuknya beras ilegal. Sebanyak 250 ton beras ilegal disegel di Sabang, dan 40 ton di Batam karena tidak memiliki izin impor, sesuai kebijakan Presiden yang melarang impor beras.
Wali Kota Sabang dan Batam menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah pusat. Mereka menekankan pentingnya sinergi pusat dan daerah dalam menjaga stabilitas pangan, memperkuat komoditas unggulan, dan mendorong semangat nasionalisme melalui program pertanian yang berkelanjutan.
Komunikasi efektif antara pemerintah pusat dan daerah diyakini menjadi kunci keberhasilan, memastikan kesejahteraan petani serta produktivitas yang berkelanjutan di kedua wilayah strategis tersebut.