AI Diprediksi Tekan Biaya Operasional Bank Digital

Rabu, 26 November 2025 | 12:37:16 WIB
AI Diprediksi Tekan Biaya Operasional Bank Digital

JAKARTA - Industri perbankan di Indonesia semakin menaruh perhatian pada potensi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mendukung efisiensi operasional. Para bankir meyakini teknologi ini bukan sekadar tren, melainkan sebuah kebutuhan strategis untuk meningkatkan kinerja dan mengurangi beban biaya di masa mendatang. 

Direktur Risiko, Kepatuhan, dan Hukum PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) Ganda Raharja Rusli menegaskan, meski saat ini masih terlalu dini untuk mengukur dampak finansial secara presisi, AI diyakini akan mampu menekan biaya operasional secara signifikan.

“Bank memandang penggunaan AI merupakan suatu keniscayaan dalam kegiatan operasional bank,” kata Ganda

Ia menambahkan, pemanfaatan AI tetap harus dikawal dengan mitigasi risiko agar penggunaannya optimal, baik dalam efisiensi biaya maupun peningkatan pendapatan jangka panjang. Salah satu caranya adalah memastikan AI tetap terkontrol, digunakan sebagai sumber referensi, sekaligus diverifikasi secara manual.

Peran AI dalam Proses Bisnis dan Layanan Nasabah

PT Bank BCA Syariah menekankan bahwa pemanfaatan AI bisa menjadi katalis bagi optimalisasi proses bisnis sekaligus meningkatkan pengalaman layanan nasabah. Direktur BCA Syariah Pranata menjelaskan bahwa perseroan telah menggunakan AI dan otomasi robotic untuk mempercepat proses pengajuan pembiayaan.

“Pemanfaatan AI akan terus kami kembangkan di dalam proses-proses bisnis lainnya untuk mendukung efisiensi, menunjang kecepatan, dan akurasi layanan bagi nasabah,” ujarnya. Komitmen ini juga tercermin pada alokasi biaya IT yang mencapai 40 persen dari total biaya operasional bank. Setiap adopsi teknologi diimbangi dengan pengujian berkala, mitigasi risiko, dan tata kelola yang ketat, sehingga manfaat AI dapat dioptimalkan tanpa mengabaikan aspek kepatuhan dan keamanan.

Selain itu, AI memungkinkan bank memproses data secara cepat dan komprehensif. Aktivitas yang bersifat rutin, tetapi memerlukan sumber informasi besar dan beragam, kini bisa dilakukan lebih efisien. Hal ini tidak hanya mengurangi beban pegawai, tetapi juga meminimalisir potensi kesalahan manusia, meningkatkan akurasi, dan mempercepat pengambilan keputusan.

Dampak Positif dan Tantangan AI di Industri Perbankan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Survei Orientasi Bisnis Perbankan (SBPO) Kuartal IV/2025 menyebutkan bahwa sebagian bank telah menerapkan AI pada proses bisnis tertentu. Survei ini melibatkan 102 bank dengan total aset mencapai 99,25 persen dari seluruh bank umum di Indonesia. Laporan OJK menunjukkan sejumlah manfaat utama AI, antara lain:

1. Efisiensi dalam pengumpulan, perangkuman, dan analisis informasi.

2. Sebagai early warning system dan deteksi fraud secara real-time.

3. Meminimalisir kesalahan manusia pada aktivitas berulang.

4. Mengurangi biaya operasional secara signifikan.

Namun, OJK juga mengingatkan tantangan yang muncul, termasuk potensi penggeseran fungsi manusia akibat otomatisasi, risiko keamanan siber, ketergantungan pada teknologi, hingga isu etika dan bias algoritma. Dengan demikian, AI tidak boleh beroperasi sepenuhnya tanpa kontrol manusia. 

“AI dapat menggantikan prosedur, tetapi tidak dapat menggantikan nilai-nilai etika, kepercayaan, dan integritas yang telah menjadi nilai inti perbankan,” tegas OJK.

Masa Depan AI Menjadi Pilar Transformasi Digital Bank

Bank-bank di Indonesia melihat AI sebagai pilar penting dalam transformasi digital. Dengan teknologi ini, proses operasional dapat lebih ramping, biaya berkurang, dan layanan nasabah lebih cepat dan akurat. Namun, semua implementasi tetap harus berada di bawah pengawasan manusia, untuk menjaga kepercayaan dan integritas industri perbankan.

Ganda Raharja Rusli menambahkan, pengembangan AI yang terkontrol akan memudahkan bank menyesuaikan strategi operasionalnya, meningkatkan fleksibilitas, dan memperkuat daya saing di tengah kompetisi industri keuangan yang semakin ketat. 

Pranata dari BCA Syariah menekankan bahwa teknologi hanyalah alat; keputusan akhir dan validasi tetap berada di tangan manusia untuk memastikan setiap proses bisnis berjalan optimal, aman, dan sesuai regulasi.

Seiring meningkatnya adopsi AI, bank diharapkan mampu menyeimbangkan efisiensi biaya, peningkatan produktivitas, dan mitigasi risiko, sehingga teknologi ini tidak hanya menekan biaya operasional, tetapi juga mendukung pertumbuhan profitabilitas berkelanjutan. Industri perbankan pun berada di jalur yang lebih matang untuk menghadapi era digital yang semakin kompleks, di mana AI menjadi bagian integral dari strategi jangka panjang.

Terkini