JAKARTA - PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG), emiten migas Grup Bakrie, mengambil langkah strategis untuk memperkuat struktur keuangan dengan merancang penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I/2025 senilai Rp500 miliar.
Obligasi ini menjadi bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) dengan target dana maksimal Rp4 triliun.
ENRG akan menerbitkan obligasi dalam tiga seri, yaitu Seri A dengan tenor 370 hari, Seri B dengan tenor 3 tahun, dan Seri C dengan tenor 5 tahun. Obligasi ini telah memperoleh peringkat idA+ (Single A Plus) dari Pefindo, menegaskan kualitas instrumen dan kepercayaan pasar terhadap prospek keuangan perusahaan.
Penerbitan obligasi ini menjadi langkah penting ENRG dalam menjaga likuiditas dan mendukung kegiatan usaha yang berkesinambungan.
Strategi ini juga menunjukkan keseriusan perusahaan dalam memanfaatkan instrumen pasar modal untuk membiayai kebutuhan jangka pendek maupun jangka menengah, sekaligus meningkatkan fleksibilitas keuangan perusahaan.
Penggunaan Dana untuk Refinancing dan Anak Usaha
Dana hasil penerbitan obligasi direncanakan digunakan untuk tiga keperluan utama. Pertama, sekitar 24,82% dialokasikan untuk pembayaran lebih awal atas seluruh pokok utang beserta bunga kepada KCS1 Pte. Ltd., sehingga profil utang perusahaan menjadi lebih sehat dan risiko refinancing berkurang.
Kedua, sekitar 21,03% akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada PT Bangun Sarana Samudra Laut (BSSL), anak usaha ENRG.
Dana tersebut akan digunakan BSSL untuk melunasi seluruh pokok utang beserta bunga kepada Bank Mandiri, memperkuat posisi keuangan anak perusahaan dan mendukung kelangsungan operasionalnya.
Langkah ini menunjukkan strategi ENRG dalam menjaga sinergi keuangan antar-entitas Grup Bakrie. Dengan alokasi dana yang tepat, perusahaan mampu menyeimbangkan pembayaran utang dan pembiayaan kegiatan usaha anak perusahaan, sehingga risiko keuangan dapat dikelola secara efektif.
Sisa Dana untuk Modal Kerja dan Kegiatan Usaha
Sisa dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk modal kerja ENRG guna mendukung kegiatan operasional. Alokasi ini meliputi pembayaran biaya produksi, biaya swa fasilitas produksi, biaya bahan bakar produksi, biaya gaji karyawan, serta kewajiban kepada pemasok.
Penggunaan dana yang jelas dan terukur ini bertujuan memastikan keberlanjutan operasional, efisiensi pengelolaan biaya, serta kelancaran produksi migas yang menjadi tulang punggung perusahaan.
Hingga 30 Juni 2025, ENRG tercatat memiliki total liabilitas sebesar US$926,48 juta, terdiri atas liabilitas jangka pendek US$452,15 juta dan liabilitas jangka panjang US$474,32 juta.
Dengan penerbitan obligasi ini, perusahaan diharapkan dapat memperkuat posisi keuangan, menyeimbangkan jatuh tempo utang, dan meningkatkan likuiditas, sehingga risiko pembiayaan kembali dapat diminimalkan.
Komitmen Perusahaan terhadap Kesehatan Keuangan
Manajemen ENRG menegaskan bahwa penerbitan obligasi ini sejalan dengan komitmen menjaga kesehatan keuangan dan kelangsungan bisnis jangka panjang.
Obligasi Berkelanjutan I Tahap I/2025 diharapkan memberikan fleksibilitas bagi perusahaan dalam mengatur likuiditas, membayar utang, serta mendukung ekspansi kegiatan usaha.
Langkah ini juga menunjukkan kemampuan perusahaan memanfaatkan instrumen pasar modal untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan strategis tanpa mengganggu kegiatan operasional.
Dengan strategi yang terukur, ENRG dapat memastikan kegiatan produksi dan operasional anak usaha tetap berjalan optimal, sekaligus menjaga kepercayaan investor terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Penerbitan obligasi ini diharapkan menjadi katalis positif bagi stabilitas keuangan ENRG dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan. Selain refinancing dan modal kerja, obligasi ini juga membuka peluang perusahaan untuk memperkuat posisi pasar, mengoptimalkan pengelolaan risiko, dan menjaga nilai bagi pemegang saham.
Dengan rencana penerbitan obligasi strategis ini, ENRG menegaskan posisinya sebagai perusahaan migas yang adaptif dalam mengelola pendanaan, menyeimbangkan kebutuhan likuiditas, dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan industri dengan struktur keuangan yang sehat dan terencana.