Harga Mobil Listrik Nasional Turun Berkat Transformasi Teknologi dalam Sektor Otomotif

Kamis, 04 Desember 2025 | 09:31:24 WIB
Harga Mobil Listrik Nasional Turun Berkat Transformasi Teknologi dalam Sektor Otomotif

JAKARTA - Perkembangan kendaraan listrik di Indonesia mulai terlihat melalui perubahan signifikan pada harga mobil konvensional. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa hadirnya mobil listrik murah telah mendorong produsen melakukan penyesuaian harga agar tetap kompetitif. 

Ia menjelaskan bahwa kondisi tersebut membuat mobil bensin kini semakin terjangkau bagi konsumen, terutama setelah sejumlah produsen melakukan penurunan harga pada beberapa model unggulan mereka.

Dalam sebuah pameran otomotif di kawasan BSD, Airlangga menunjukkan bahwa banyak mobil berbahan bakar bensin kini berada pada kisaran harga di bawah dua ratus juta rupiah. Meskipun tidak merinci model tertentu, ia menyinggung bahwa kondisi tersebut menandai perubahan besar pada pasar otomotif nasional. 

Menurutnya, penurunan harga ini tidak lepas dari persaingan dengan mobil listrik yang makin agresif memasuki pasar Indonesia dengan harga jual lebih murah dari perkiraan pasar sebelumnya.

Situasi tersebut terutama terlihat pada segmen mobil terjangkau dan ramah lingkungan atau LCGC yang masih didominasi oleh tiga produsen besar, yakni Honda, Toyota, dan Daihatsu. Kehadiran mobil listrik membuat segmen ini ikut terdorong melakukan penyesuaian harga agar tetap relevan di mata konsumen. 

Airlangga menyampaikan bahwa tekanan pasar dari kendaraan listrik merupakan fenomena baru yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga pola kompetisi berubah lebih cepat dari yang diperkirakan industri.

Perubahan Harga pada Segmen Hybrid dan Peningkatan Minat Konsumen

Selain segmen kendaraan bensin, perubahan harga juga terlihat jelas pada pasar mobil hybrid. Menurut Airlangga, mobil hybrid kini menjadi kelas yang paling mengalami tekanan harga signifikan. 

Ia mencontohkan bagaimana Toyota mulai memasarkan Veloz hybrid pada rentang harga yang kompetitif, sementara Honda menghadirkan HR-V Hybrid dengan harga lebih rendah dibandingkan varian termahal pada generasi sebelumnya. Penyesuaian harga ini membantu memperluas akses konsumen terhadap teknologi ramah lingkungan.

Airlangga menambahkan bahwa konsumen Indonesia mulai menunjukkan preferensi baru terhadap kendaraan elektrifikasi, baik itu hybrid maupun full electric. Berdasarkan data penjualan hingga Oktober, kendaraan listrik mencatat peningkatan lebih dari delapan belas persen secara tahunan. 

Lonjakan ini menunjukkan adanya perubahan kultur berkendara yang mulai mengarah ke teknologi lebih bersih, responsif, dan ekonomis dalam konsumsi energi jangka panjang.

Perubahan perilaku konsumen tersebut terlihat dari meningkatnya pembelian mobil listrik yang kini lebih mudah diakses. Airlangga menyebut bahwa masyarakat secara perlahan mulai melakukan transisi dari kendaraan bensin ke kendaraan listrik untuk keperluan harian. 

Ia menegaskan bahwa tren peralihan ini menunjukkan keberhasilan strategi pemerintah bersama industri untuk mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, baik dari sisi insentif, penyediaan infrastruktur, maupun keterjangkauan produk.

Investasi Besar Produsen Otomotif Global di Indonesia

Pertumbuhan pasar mobil listrik nasional juga diikuti oleh investasi besar dari produsen otomotif global. Airlangga menjelaskan bahwa sejumlah perusahaan telah menyuntikkan modal dalam jumlah besar untuk membangun pabrik baru maupun memperluas kapasitas produksi di berbagai wilayah Indonesia. 

Kehadiran investasi tersebut tidak hanya memperkuat industri otomotif, tetapi juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Ia menyoroti komitmen BYD yang berinvestasi lebih dari sebelas triliun rupiah untuk memproduksi seratus lima puluh ribu unit kendaraan. Selain itu, Chery Automobile menambah investasi lebih dari lima triliun rupiah untuk memperkuat produksi mereka di Indonesia. 

Komitmen besar ini dianggap sebagai langkah penting dalam mendorong Indonesia menjadi pusat produksi kendaraan listrik di kawasan regional.

Tidak hanya BYD dan Chery, produsen lain seperti Wuling juga memberikan kontribusi besar dengan investasi untuk produksi kendaraan dan pembangunan pabrik baterai. Vinfast dari Vietnam turut hadir dengan kapasitas produksi puluhan ribu unit per tahun. 

Hyundai pun menambah investasi dalam jumlah besar untuk memperkuat struktur industri otomotif nasional. Airlangga menegaskan bahwa derasnya arus investasi ini menunjukkan besarnya kepercayaan dunia terhadap potensi Indonesia dalam industri kendaraan masa depan.

Masa Depan Industri Otomotif Indonesia yang Semakin Kompetitif

Dengan berbagai perubahan yang terjadi, Airlangga melihat industri otomotif Indonesia memasuki fase transformasi besar. 

Kehadiran mobil listrik murah tidak hanya memicu penurunan harga mobil bensin dan hybrid, tetapi juga membuka peluang baru bagi konsumen untuk menikmati teknologi kendaraan yang lebih maju.

Dinamika pasar yang semakin kompetitif membuat produsen semakin agresif menghadirkan inovasi dan penawaran harga yang lebih menarik.

Selain itu, pemerintah terus mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif, sehingga industri otomotif semakin berkembang. 

Dukungan melalui kebijakan fiskal, insentif kendaraan listrik, serta pembangunan ekosistem baterai menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang. Dengan sinergi antara pemerintah dan pelaku industri, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemain utama kendaraan listrik di kawasan Asia.

Airlangga memastikan bahwa pergeseran besar ini akan terus membawa dampak positif bagi masyarakat. Mulai dari harga mobil yang semakin terjangkau, meningkatnya pilihan kendaraan ramah lingkungan, hingga tersedianya lebih banyak lapangan kerja di sektor manufaktur dan teknologi otomotif. 

Harapannya, transformasi yang sedang berlangsung ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang semakin siap menghadapi era industri transportasi modern berbasis elektrifikasi.

Terkini