JAKARTA - Industri otomotif Indonesia menunjukkan kinerja ekspor yang kuat sepanjang 2025.
Meski penjualan domestik mengalami penurunan, pengiriman mobil ke pasar internasional terus meningkat, menegaskan daya saing kendaraan Indonesia di kancah global.
Pertumbuhan Ekspor Mobil
Ekspor mobil utuh Indonesia sepanjang Januari–Oktober 2025 mencatat peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya. Total mobil yang dikirim ke luar negeri mencapai 427.033 unit, naik 9,1% dibanding periode sama tahun lalu yang sebanyak 391.483 unit.
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, menilai capaian ini membuka peluang bagi Indonesia untuk menembus target ekspor 500.000 unit tahun ini, lebih tinggi dari realisasi sepanjang 2024 yang berjumlah 472.194 unit.
“Target ekspor masih sama di angka 500.000 unit,” ujar Jongkie. Tren positif ini menunjukkan industri otomotif domestik tetap mampu bersaing di pasar global meski kondisi penjualan dalam negeri sedang melemah.
Selain volume ekspor, pertumbuhan merk kendaraan juga tercatat signifikan. Toyota menjadi eksportir terbesar dengan 145.395 unit, naik 5,6% secara tahunan. Daihatsu menyusul dengan 102.188 unit atau naik 9,9% yoy, sedangkan Mitsubishi Motors mencatatkan 83.276 unit, melonjak 15,5% yoy.
Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) berada di posisi keempat dengan 48.213 unit, diikuti Suzuki 25.161 unit, Honda 13.798 unit, dan Isuzu 6.600 unit. Pabrikan lain seperti Wuling, Chery, Hino, dan DFSK turut berkontribusi meski jumlahnya lebih kecil.
Strategi Pabrikan dan Kinerja Global
Keberhasilan ekspor ini memperlihatkan strategi pabrikan mobil Indonesia yang adaptif terhadap permintaan pasar global. Produsen menargetkan komoditas mobil tertentu untuk memenuhi permintaan luar negeri, menyesuaikan kapasitas produksi, serta menjaga kualitas agar mampu bersaing.
Dengan fokus ekspor, perusahaan dapat memaksimalkan volume pengiriman sekaligus menjaga stabilitas pendapatan, meski pasar domestik mengalami tekanan.
Jongkie menekankan, kinerja ekspor yang terus meningkat ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara penghasil kendaraan yang kompetitif.
Strategi distribusi yang tepat dan pemetaan pasar global menjadi kunci agar kendaraan Indonesia tetap diminati, sekaligus menjaga keseimbangan produksi antara pasar dalam negeri dan luar negeri.
Pabrikan yang berhasil menembus target ekspor dapat memanfaatkan skala produksi yang lebih besar sehingga mendorong efisiensi biaya dan daya saing jangka panjang.
Pasar Domestik Masih Terkoreksi
Di tengah kenaikan ekspor, pasar mobil domestik justru mengalami penurunan. Penjualan mobil wholesales Januari–Oktober 2025 hanya mencapai 635.844 unit, turun 10,6% dibanding periode sama tahun lalu yang sebanyak 711.064 unit.
Gaikindo kemudian merevisi target penjualan mobil baru tahun ini menjadi 780.000 unit, lebih rendah dari realisasi tahun sebelumnya. Jongkie memperkirakan tren penurunan ini akan berlanjut hingga akhir tahun, dengan estimasi penurunan sekitar 10% dibandingkan realisasi 2024.
“Kan sampai Oktober 2025 angka penjualan turun 10% dibanding tahun 2024, maka dari itu kami berasumsi, sampai akhir tahun juga turun 10% dari angka penjualan tahun lalu,” ujarnya.
Penurunan penjualan domestik ini menunjukkan tantangan di pasar dalam negeri, yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, daya beli masyarakat, dan kompetisi antarmerk. Meski begitu, kenaikan ekspor menyeimbangkan tekanan tersebut, sehingga industri otomotif tetap dapat menjaga pendapatan dan pertumbuhan.
Peluang dan Tantangan Industri Otomotif
Kinerja ekspor yang kuat sekaligus penurunan penjualan domestik menjadi dua sisi yang harus dikelola pabrikan. Mempertahankan pertumbuhan ekspor memerlukan strategi jitu dalam produksi, pemasaran, dan distribusi.
Sementara itu, tekanan pasar domestik mendorong pabrikan untuk memperkuat layanan, menyesuaikan harga, serta menghadirkan inovasi produk agar tetap diminati konsumen lokal.
Daftar eksportir terbesar menunjukkan dominasi beberapa merk, tetapi kontribusi pabrikan lain juga penting untuk menjaga volume ekspor total. Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Hyundai, Suzuki, Honda, dan Isuzu menjadi motor utama ekspor, sementara Wuling, Chery, Hino, dan DFSK menambah diversifikasi.
Dengan kombinasi strategi global dan domestik, industri otomotif Indonesia diharapkan mampu mempertahankan daya saing, meningkatkan efisiensi, serta menembus target ekspor 500.000 unit pada 2025, sambil tetap memperhatikan kondisi pasar dalam negeri.