JAKARTA - Peningkatan infrastruktur logistik di desa menjadi kunci menekan ketimpangan harga antara daerah penghasil dan konsumen.
Pemerintah menekankan strategi ini sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Pentingnya Logistik Perdesaan
Kemendes dan Pembangunan Daerah Tertinggal menekankan logistik perdesaan sebagai faktor utama menurunkan disparitas harga.
Direktur Penyerasian Pembangunan Sarana dan Prasarana, Teguh Hadi Sulistiono, menyatakan bahwa logistik desa merupakan “kunci untuk menurunkan disparitas harga antara wilayah produksi dan juga konsumsi.”
Minimnya infrastruktur seperti gudang pangan di desa menimbulkan titik lemah dalam rantai pasok, sehingga harga komoditas sering berbeda signifikan antara daerah penghasil dan konsumen.
Data yang dicatat Kemendes menunjukkan dari total lebih 75 ribu desa di Indonesia, hampir 68 persen belum memiliki gudang pangan. Kekurangan ini meningkatkan risiko kerentanan pangan, mengganggu ketahanan pangan, dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Teguh menekankan bahwa perbaikan sarana logistik bukan sekadar kebutuhan fisik, tetapi juga strategi penting untuk menjaga stabilitas harga dan menghubungkan produk lokal ke pasar yang lebih luas.
Integrasi Produk Desa ke Pasar Nasional
Untuk mengatasi masalah ketimpangan harga, Kemendes mendorong integrasi produk unggulan desa ke dalam sistem logistik nasional.
Dengan demikian, komoditas lokal dapat langsung tersambung ke pasar lebih besar dan meningkatkan pendapatan desa. Penyediaan sarana dan prasarana logistik menjadi prioritas utama, termasuk pembangunan gudang pangan dan fasilitas pendukung distribusi.
Teguh menekankan, “Penyediaan sarana dan prasarana pendukung, khususnya di daerah perdesaan harus menjadi prioritas.” Langkah ini diyakini dapat mengurangi disparitas harga, meminimalkan kerentanan pangan, serta meningkatkan efisiensi rantai pasok.
Pendekatan ini diharapkan memberi manfaat langsung bagi petani dan pelaku usaha di desa, sekaligus membantu pemerintah memantau distribusi barang dan stabilitas harga secara lebih efektif.
Forum Logistik Nasional untuk Koordinasi
Kemendes membuka wacana pembentukan Forum Logistik Nasional yang khusus mendukung daerah tertinggal.
Forum ini dirancang sebagai platform koordinasi lintas kementerian, pemerintah daerah, asosiasi logistik, dan pelaku usaha. Teguh berharap forum tersebut menghasilkan rekomendasi kebijakan yang konkret dan berpihak pada desa, sehingga logistik desa dapat dikelola lebih optimal.
Menurut Teguh, forum ini akan menjadi sarana penting untuk membahas kebutuhan desa, merumuskan strategi pengembangan logistik, serta mendorong integrasi antara desa dan pasar nasional.
Dengan koordinasi yang baik, berbagai pihak dapat bekerja sama memastikan distribusi barang lebih efisien, harga lebih stabil, dan komoditas lokal mendapatkan akses pasar yang lebih luas.
“Ke depan, kami ingin mengadakan semacam forum, Forum Logistik Nasional, khususnya yang memang berpihak kepada daerah tertinggal dan daerah yang sangat tertinggal,” katanya.
Dampak dan Manfaat Logistik Terkini
Penguatan logistik perdesaan diharapkan berdampak langsung pada stabilitas harga, ketahanan pangan, dan kesejahteraan masyarakat desa. Infrastruktur yang memadai memungkinkan distribusi komoditas lebih cepat dan merata, sehingga harga di daerah konsumen tidak terlalu berbeda dengan daerah penghasil.
Dengan rantai pasok yang lebih kuat, desa juga lebih siap menghadapi tantangan seperti kekurangan bahan pangan atau fluktuasi harga.
Selain itu, keberadaan gudang dan sarana logistik lainnya memberi peluang bagi produk unggulan desa untuk masuk ke pasar nasional. Ini mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mengurangi ketergantungan pada perantara.
Dengan sistem logistik desa yang tangguh, disparitas harga dapat ditekan, risiko kerentanan pangan berkurang, dan desa menjadi lebih mandiri dalam mengelola sumber daya dan hasil produksi mereka.