JAKARTA—PLN Indonesia Power melihat Indonesia berpeluang mengadopsi panas bumi menjadi energi dalam penyediaan listrik di kemudian hari. Pasalnya, potensi besar energi panas bumi di Indonesia yang mencapai lebih dari 20 Gigawatt (GW), dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi bersih dan menjadi elemen fundamental dalam penyediaan listrik. PT PLN (Persero), sebagai perintis dalam peralihan menuju energi berkelanjutan, sukses optimalkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan akan terus mengembangkan potensi ini bersama pemerintah. Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menjelaskan bahwa saat ini, penggunaan energi panas bumi untuk pembangkit listrik di Indonesia hanya mencapai 2,3 GW. Sebagai pemegang izin panas bumi di Indonesia, PLN berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas PLTP melalui Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikembangkan oleh pemerintah. "Dengan mempertimbangkan potensi besar yang ada, PLN akan terus meningkatkan pemanfaatan energi panas bumi melalui pembangunan PLTP. Kami akan berusaha mengurangi kesenjangan antara potensi dan pemanfaatan energi panas bumi ini, sehingga dapat menjadi peluang bisnis yang berkembang," ujar Darmawan. Lebih lanjut, Darmawan menjelaskan bahwa langkah ini juga sejalan dengan upaya PLN untuk mendukung program transisi energi dengan mengurangi emisi karbon. Penggunaan pembangkit geothermal ini bukan hanya untuk pengembangan bisnis di masa mendatang, tetapi juga untuk menghasilkan energi bersih sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Selain untuk memberikan manfaat kepada masyarakat, PLN juga punya komitmen yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan, bahkan penggunaan sumber energi baru terbarukan (EBT) menjadi prioritas utama perusahaan saat ini. Wasis Jati Waskitho, Vice President New Renewable Energy Operational and Maintenance Planning and Control di PLN Indonesia Power (IP), menjelaskan bahwa PLN IP, sebagai subholding dari PLN Group, telah berhasil mengelola 575 megawatt (MW), atau sekitar 24 persen dari total 2,3 gigawatt (GW) energi panas bumi yang sudah dikembangkan di Indonesia. Wasis membeberkan, PLN IP telah mengelola berbagai pembangkit geothermal milik PLN di berbagai lokasi di seluruh Indonesia, seperti PLTP Ulubelu di Tanggamus Lampung, PLTP Gunung Salak di Bogor, PLTP Kamojang di Kabupaten Bandung, PLTP Darajat di Garut, PLTP Lahendong di Manado, Sulawesi Utara, dan PLTP Ulumbu di Nusa Tenggara Timur. “Semua pembangkit geothermal yang dikelola oleh PLN IP memiliki tingkat efisiensi mencapai hampir 90 persen atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan pembangkit energi baru terbarukan lainnya," ungkap Wasis saat berbicara dalam Festival LIKE Talkshow dengan tema "Potensi Geothermal dalam Program EBT" pada hari Minggu (17/9). Lebih lagi, Wasis juga menegaskan komitmen PLN IP untuk meningkatkan penggunaan pembangkit panas bumi yang sudah ada. PLN IP siap mendukung inisiatif pemerintah yang telah menetapkan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) sebagai bagian dari pemetaan potensi geothermal di Indonesia. Beberapa WKP yang telah diidentifikasi antara lain adalah Danau Ranau di Sumatera Selatan dan Lampung Barat sebesar 20 MW, Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat sebesar 2x20 MW, Gunung Ungaran di Jawa Tengah 55 MW, Kepahiang di Bengkulu sebesar 2x55 MW, Oka Ile Ange di NTT dengan 2x5 MW, Gunung Sirung di NTT sebesar 5 MW, Tulehu di Maluku Tengah dengan 2x10 MW, Atadei 2x5 MW di Nusa Tenggara Timur, serta Songa Wayaua di Halmahera Selatan dengan kapasitas 2x5 MW. Wasis menambahkan, potensi-potensi yang sudah diidentifikasi ini akan akan dijalankan dalam beberapa tahun mendatang. Studi-studi sudah dilakukan dan potensinya sangat besar. Rencana ke depannya melibatkan hampir seluruh wilayah Indonesia.