Suku Bunga Fintech P2P Lending Akan Turun pada 2025, OJK Masih Pertimbangkan Dampaknya
- Sabtu, 12 Oktober 2024
JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru mempertimbangkan akan menurunkan suku bunga Fintech P2P Lending sebesar 0,2% pada 2025. Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan OJK, menyatakan bahwa implementasi pembatasan manfaat ekonomi maksimum pada industri fintech lending memerlukan pendalaman lebih lanjut. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi makroekonomi, kinerja industri, dan perlindungan konsumen.
Penurunan suku bunga yang akan terjadi secara bertahap mulai dari 2025 hingga 2026 dimaksudkan agar para Penyelenggara Lembaga Pembiayaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) memiliki waktu yang cukup untuk menyesuaikan ekosistem dan infrastruktur mereka. Dengan demikian, diharapkan industri fintech lending dapat berkembang secara sehat dan berkelanjutan.
Agusman juga menjelaskan bahwa kebijakan penetapan batas maksimum manfaat ekonomi ini akan dievaluasi secara berkala, bergantung pada kondisi perekonomian dan perkembangan industri LPBBTI. Industri fintech lending perlu meningkatkan efisiensi operasional dan pengelolaan risiko untuk menghadapi penurunan suku bunga, agar pembiayaan konsumtif lebih terjangkau bagi konsumen tanpa mengorbankan profitabilitas dan kualitas portofolio pendanaan.
Baca Juga
Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) juga dinilai dapat memberikan keuntungan bagi industri fintech, dengan potensi peningkatan permintaan pembiayaan. Namun, Agusman mengingatkan bahwa Penyelenggara LPBBTI dan bank yang menyalurkan dana lewat skema channeling harus tetap waspada terhadap risiko gagal bayar, dengan menjaga kualitas portofolio pendanaan.
Per Agustus 2024, laba industri LPBBTI mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, mencapai Rp656,80 miliar. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan pendapatan operasional yang diimbangi dengan efisiensi beban operasional.
Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi konsumen sekaligus menjaga stabilitas industri fintech di Indonesia.
Sebagai informasi, OJK telah mengatur besaran bunga untuk P2P lending melalui Surat Edaran (SE) OJK 19/SEOJK.06/2023. Saat ini, suku bunga untuk pinjaman online konsumtif dengan tenor jangka pendek di bawah satu tahun dibatasi sebesar 0,3% per hari kalender, berlaku sejak 1 Januari 2024. Namun, pada 1 Januari 2025, batas bunga tersebut akan turun menjadi 0,2% per hari, dan terus menurun hingga 0,1% per hari mulai 1 Januari 2026.
Redaksi
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Arasoft Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia dengan Teknologi NamoAuthor
- Selasa, 19 November 2024
Sarana Menara Nusantara Tandatangani Perubahan Perjanjian Kredit dengan Bank Danamon
- Kamis, 14 November 2024
Kementerian BUMN Tunjuk Jisman P. Hutajulu Sebagai Komisaris Baru PT PLN (Persero)
- Kamis, 14 November 2024
Berita Lainnya
PLN Icon Plus Dorong Perubahan Di Fordigi Summit 2024 Melalui Inovasi Digital
- Sabtu, 12 Oktober 2024
Sinergi Digital dan Energi Hijau PLN Icon Plus Dukung Pembangunan Berkelanjutan
- Kamis, 10 Oktober 2024
Smart and Green Solution PLN Icon Plus Wujudkan Energi Hijau di Era Digital
- Jumat, 11 Oktober 2024
Terpopuler
1.
Rekrutmen BUMN 2024: Peluang Karir dan Waspada Hoax Pendaftaran
- 15 November 2024
2.
3.
Bansos PBI JK Adalah: Cara Cek Penerimanya
- 09 November 2024
4.
Harga Biopsi Payudara: Prosedur, Manfaat, dan Biayanya
- 06 November 2024