JAKARTA - Kinerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) terus menunjukkan tren pertumbuhan yang solid di tengah dinamika industri perbankan nasional. Sejumlah analis memperkirakan bank pelat merah tersebut mampu melanjutkan pertumbuhan laba bersih pada kuartal IV tahun 2025. Optimisme ini didukung oleh penurunan biaya dana atau cost of fund (CoF) serta peningkatan pendapatan bunga yang telah terlihat sejak kuartal sebelumnya.
Bank BTN mencatat laba bersih sebesar Rp2,3 triliun hingga kuartal III/2025, tumbuh 10,6% year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga kredit sebesar 18,8% YoY menjadi Rp26,57 triliun, yang jauh melampaui kenaikan beban bunga sebesar 2,5% YoY menjadi Rp13,81 triliun.
Peningkatan ini menunjukkan efektivitas strategi perusahaan dalam mengelola struktur pendanaan, terutama melalui peningkatan dana pihak ketiga (DPK) berbiaya rendah. Langkah ini membuat Bank BTN tetap kompetitif dalam menjaga margin bunga bersih dan menekan biaya operasional.
Baca Juga
Konsistensi Bisnis dan Pembiayaan Perumahan Jadi Kekuatan Utama
Direktur Utama BBTN, Nixon LP Napitupulu, menilai pencapaian laba hingga kuartal III merupakan hasil dari konsistensi perusahaan dalam menjaga fokus bisnis di segmen inti pembiayaan perumahan. Ia menekankan bahwa keberhasilan tersebut juga mencerminkan kehati-hatian dan kemampuan perusahaan dalam membaca kebutuhan pasar.
BBTN menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp381,03 triliun pada kuartal III/2025, tumbuh 7,0% YoY dari Rp356,06 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini didorong oleh kredit sektor perumahan yang naik 6,4% YoY menjadi Rp322,53 triliun, serta kredit non-perumahan yang meningkat 10,7% YoY menjadi Rp58,49 triliun.
Pada segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Bank BTN berhasil menyalurkan KPR subsidi FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) senilai Rp186,58 triliun, naik 8,0% YoY. Sementara itu, KPR non-subsidi meningkat 7,3% menjadi Rp111,33 triliun, didorong oleh kemitraan dengan pengembang besar dan penawaran suku bunga kompetitif.
Di sisi pendanaan, DPK BBTN mencapai Rp429,92 triliun atau naik 16,0% YoY dari Rp370,75 triliun. Nixon menjelaskan bahwa pertumbuhan DPK tersebut berada di atas rata-rata industri perbankan yang hanya tumbuh sekitar 11,18% YoY hingga akhir September 2025. Peningkatan dana murah (CASA) menjadi faktor penting, dengan kontribusi hampir separuh dari total DPK berkat meningkatnya transaksi melalui aplikasi digital Bale by BTN.
Dengan komposisi dana yang semakin efisien, rasio loan to deposit ratio (LDR) Bank BTN membaik menjadi 88,6%, turun dari posisi sebelumnya sebesar 96,0%. Kondisi ini mencerminkan pengelolaan likuiditas yang semakin sehat dan terkendali.
Analis Melihat Potensi Penguatan di Kuartal Akhir
Meski laba kuartal III turun sekitar 26% secara kuartalan menjadi Rp597 miliar, analis menilai kondisi tersebut masih dalam tren positif. Erni Marsella Siahaan, analis dari Ciptadana Sekuritas Asia, mengungkapkan dalam risetnya bahwa penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penyesuaian suku bunga efektif (EIR) yang lebih kecil dibandingkan kuartal sebelumnya.
Ia menilai pendapatan bunga bersih (NII) BBTN turun 39% secara triwulanan, namun masih tumbuh 19% secara tahunan. Margin bunga bersih (NIM) memang turun sekitar 200 basis poin menjadi 3,1%, tetapi biaya kredit (CoC) justru membaik dari 2,9% menjadi 0,9% dalam satu tahun terakhir.
Ciptadana menilai bahwa secara keseluruhan, kinerja sembilan bulan pertama 2025 masih solid, meskipun sedikit di bawah estimasi internal mereka. Dalam catatannya, Erni menyebut bahwa laba BBTN sebesar Rp2,3 triliun setara dengan 62% dari proyeksi tahunan mereka, dan 70% dari konsensus analis lain. Angka ini, menurutnya, masih sejalan dengan rata-rata historis industri.
Perusahaan sekuritas tersebut menambahkan, pertumbuhan laba BBTN yang kuat ditopang oleh ekspansi NIM yang mencapai 4,0%, didukung oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 44% YoY dan peningkatan laba operasi pra-pencadangan (PPOP) sebesar 84% YoY. Namun demikian, kinerja tersebut sedikit tertahan oleh peningkatan provisi hingga 230% YoY.
Erni juga memproyeksikan bahwa momentum positif Bank BTN akan berlanjut pada kuartal IV. Menurutnya, penurunan CoF dan faktor musiman pada akhir tahun menjadi katalis positif yang dapat meningkatkan laba secara signifikan. Ia memperkirakan bahwa tren efisiensi dan biaya dana yang lebih rendah akan mendorong profitabilitas yang lebih baik menjelang tutup tahun 2025.
Optimisme Pasar terhadap Prospek Keuangan BTN Tahun Depan
Proyeksi pertumbuhan positif Bank BTN juga datang dari beberapa lembaga riset lain. Ciptadana Sekuritas memperkirakan laba bersih tahun buku 2025 akan mencapai Rp3,44 triliun, naik 14,29% dibandingkan Rp3,00 triliun di tahun 2024. Sementara itu, RHB Sekuritas Indonesia memperkirakan pertumbuhan laba bersih BTN tahun ini akan mencapai 10,8% YoY menjadi Rp3,33 triliun.
Analis RHB, Andrey Wijaya, menilai bahwa stabilitas laba BTN sejalan dengan pertumbuhan kredit yang solid, terutama di segmen hipotek. Ia menambahkan bahwa struktur pendanaan yang lebih sehat telah membantu menekan biaya dana sekaligus menjaga margin di tengah tren penurunan suku bunga. Menurutnya, manajemen BTN tetap optimistis terhadap profitabilitas tahun 2026, seiring dengan ekspansi Kredit Usaha Rakyat (KUR), pemulihan pasar perumahan, dan penurunan CoF.
Optimisme serupa disampaikan Panin Sekuritas, yang menyoroti kebijakan baru sektor keuangan yang mendukung transmisi kredit, seperti insentif pinjaman untuk sektor hilir dan UMKM. Selain itu, kebijakan likuiditas dari Kementerian Keuangan juga diyakini dapat memperkuat permodalan dan ruang ekspansi BTN di tahun mendatang.
Dengan berbagai indikator positif tersebut, pelaku pasar melihat prospek BBTN tetap menjanjikan, terutama dengan strategi penguatan digitalisasi, diversifikasi portofolio kredit, dan peningkatan dana murah. Fokus perusahaan untuk memperluas basis nasabah ritel juga dinilai mampu menurunkan beban keuangan dan memberikan keuntungan jangka panjang.
Tsaniyatun Nafiah
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Indonesia dan India Perkuat Kerja Sama Strategis Industri Pertahanan
- Selasa, 28 Oktober 2025
Berita Lainnya
Diet Air Putih 7 Hari Turun Berapa Kilo? Ketahui Manfaat dan Panduannya
- Selasa, 28 Oktober 2025
Terpopuler
1.
2.
Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2026 Turun Demi Efisiensi Layanan
- 28 Oktober 2025
3.
4.
Update Harga Sembako Jawa Timur, Cabai dan Gas Naik
- 28 Oktober 2025













