Menteri Purbaya Tegaskan Utang RI Masih Aman di Standar Internasional
- Kamis, 30 Oktober 2025
JAKARTA - Menteri Keuangan menegaskan bahwa utang Indonesia masih terkendali dan berada di level aman, jauh di bawah batas maksimal internasional.
Meski nominalnya mencapai triliunan rupiah, kondisi fiskal tetap stabil berkat defisit dan rasio utang yang terkendali, menunjukkan pengelolaan keuangan negara yang prudent.
Kondisi Utang dan Defisit Masih Terkendali
Baca JugaBMKG Imbau Warga Jatim Siaga Menghadapi Cuaca Ekstrem Mendatang
Indonesia mencatat total utang pemerintah sebesar Rp 9.138,05 triliun, setara 39,86 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Meskipun jumlahnya besar, rasio ini masih jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh standar internasional.
Menurut Menteri Keuangan, lembaga pemeringkat internasional menilai kesehatan fiskal suatu negara berdasarkan defisit terhadap PDB dan rasio utang terhadap PDB.
Defisit Indonesia tetap terkendali di bawah 3 persen PDB, tepatnya 1,56 persen. “Dengan standar internasional yang paling ketat, posisi fiskal Indonesia masih prudent,” kata Menkeu. Pengendalian defisit ini menjaga stabilitas APBN, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Evaluasi Pertumbuhan dan Strategi Pengelolaan Utang
Pemerintah menegaskan bahwa evaluasi rasio utang dan pendapatan negara akan dilakukan seiring pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen, pemerintah akan mempertimbangkan strategi fiskal lebih fleksibel, termasuk penyesuaian pajak dan manajemen utang.
Menkeu menekankan bahwa pengelolaan utang saat ini difokuskan agar defisit tetap di bawah 3 persen, dan tidak akan mengubah kebijakan dalam waktu dekat. Strategi ini menjadi landasan bagi stabilitas fiskal sekaligus memberi ruang bagi pemerintah untuk merespons kebutuhan ekonomi mendesak jika pertumbuhan melampaui target.
Komposisi Utang dan Surat Berharga Negara
Rincian utang pemerintah menunjukkan struktur yang seimbang antara pinjaman dan surat berharga negara (SBN). Total pinjaman mencapai Rp 1.157 triliun, sementara SBN senilai Rp 7.980,87 triliun.
Komposisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar utang negara berasal dari instrumen pasar modal yang stabil, sehingga risiko fiskal dapat dikelola secara hati-hati.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu menegaskan bahwa struktur utang ini mendukung likuiditas negara dan memungkinkan pemerintah menjaga kebijakan fiskal yang adaptif.
Dengan pengelolaan yang tepat, utang tetap berada dalam level aman, sekaligus memberi fleksibilitas bagi pembangunan dan pembiayaan program prioritas nasional.
Prospek Keuangan Negara dan Keamanan Utang
Kondisi utang yang berada di bawah standar internasional menunjukkan kapasitas fiskal Indonesia yang kuat. Rasio utang yang terkendali serta defisit yang rendah menjadi indikator kesehatan keuangan negara.
Pemerintah akan terus memantau perkembangan ekonomi dan menyesuaikan kebijakan fiskal untuk menjaga stabilitas, termasuk dalam menghadapi tantangan global maupun kebutuhan domestik.
Dengan pengelolaan utang yang hati-hati dan defisit yang terkendali, Indonesia tetap berada di jalur aman dan mampu menghadapi risiko ekonomi. Stabilitas fiskal ini juga memberi kepercayaan investor dan masyarakat bahwa negara memiliki kapasitas untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan pengeluaran publik.
Alif Bais Khoiriyah
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
BRI Tegaskan Dividen Interim Januari 2026 Tetap Terbayar Tepat Waktu
- Kamis, 30 Oktober 2025
Berita Lainnya
BRI Tegaskan Dividen Interim Januari 2026 Tetap Terbayar Tepat Waktu
- Kamis, 30 Oktober 2025








