Kamis, 18 Desember 2025

Update Harga Minyak Global Menguat Akibat Meningkatnya Ketegangan Geopolitik

Update Harga Minyak Global Menguat Akibat Meningkatnya Ketegangan Geopolitik
Update Harga Minyak Global Menguat Akibat Meningkatnya Ketegangan Geopolitik

JAKARTA - Pergerakan harga minyak global kembali menunjukkan penguatan di tengah dinamika geopolitik internasional. 

Sentimen pasar berubah setelah muncul kebijakan baru yang memicu kekhawatiran terhadap pasokan energi dunia.

Harga minyak tercatat naik pada perdagangan Rabu, 17 Desember 2025. Kenaikan ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan blokade total terhadap seluruh kapal tanker minyak yang masuk dan keluar dari Venezuela.

Baca Juga

Harga Batu Bara Global Diproyeksikan Tetap Kuat Jelang Lonjakan Konsumsi

Kebijakan Blokade Picu Reaksi Pasar

Keputusan pemblokadean kapal tanker Venezuela langsung memengaruhi sentimen pasar minyak global. Langkah tersebut dinilai berpotensi mengganggu distribusi minyak mentah dari salah satu negara produsen utama.

Kebijakan ini memicu kembali ketegangan geopolitik yang sebelumnya sempat mereda. Pasar pun kembali dihantui kekhawatiran terhadap stabilitas pasokan minyak dunia.

Langkah tegas tersebut diumumkan menyusul penilaian Amerika Serikat terhadap pemerintah Venezuela. Otoritas di negara tersebut kini dipandang sebagai organisasi teroris asing.

Situasi ini menciptakan ketidakpastian baru bagi pelaku pasar energi. Kekhawatiran muncul di tengah kondisi permintaan global yang dinilai masih rapuh.

Pergerakan Harga Minyak Dunia

Harga minyak berjangka Brent tercatat naik 57 sen atau sekitar 0,9 persen. Dengan kenaikan tersebut, Brent diperdagangkan di level US$59,50 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate Amerika Serikat juga mengalami penguatan. WTI naik 59 sen atau sekitar 1 persen ke level US$55,86 per barel.

Kenaikan harga ini cukup signifikan karena terjadi setelah sesi sebelumnya ditutup mendekati level terendah dalam lima tahun. Perubahan arah harga ini mencerminkan sensitifnya pasar terhadap isu geopolitik.

Sebelumnya, harga minyak sempat tertekan akibat sentimen positif dari pembicaraan damai Rusia dan Ukraina. Peluang pelonggaran sanksi terhadap Rusia sempat menekan ekspektasi harga minyak.

Dampak Potensial terhadap Pasokan

Seorang pedagang minyak asal Amerika Serikat memperkirakan kebijakan blokade tersebut berdampak langsung pada volume pasokan. Dampaknya diperkirakan mencapai sekitar 400 ribu hingga 500 ribu barel per hari.

Dengan potensi gangguan tersebut, harga minyak diproyeksikan bisa terdorong naik sekitar US$1 hingga US$2 per barel. Proyeksi ini memperkuat optimisme jangka pendek di pasar energi.

Meski demikian, sejumlah analis menilai dampak kebijakan tersebut tidak sepenuhnya tercermin pada harga berjangka. Pengaruh yang lebih besar diperkirakan terjadi pada pasar fisik minyak. Pasar fisik dinilai lebih sensitif terhadap perubahan distribusi dan pasokan langsung. Kondisi ini membuat reaksi harga di tingkat fisik bisa lebih tajam.

Respons Analis terhadap Kebijakan AS

Analis Next Barrel, Matias Togni, menilai premi minyak fisik akan bereaksi lebih kuat. Dampak tersebut terutama dirasakan pada jenis minyak pengganti Merey di kawasan Teluk Amerika Serikat.

Ia menyebutkan bahwa minyak dari Kanada dan Castilla Kolombia berpotensi menjadi alternatif utama. Kenaikan premi jangka pendek diperkirakan lebih terasa dibandingkan pergerakan harga flat.

Meski demikian, Togni menilai total kehilangan pasokan dari kebijakan ini relatif terbatas. Pasokan yang hilang diperkirakan berada di bawah 200 ribu barel per hari.

Kehilangan pasokan tersebut terutama berasal dari kargo ekuitas Chevron. Dengan skala tersebut, dampak jangka panjang dinilai masih dapat dikelola pasar.

Ketidakpastian Penegakan Blokade

Hingga saat ini, mekanisme penegakan blokade belum dijelaskan secara rinci. Pasar masih menunggu kejelasan langkah konkret yang akan diambil Amerika Serikat.

Belum dapat dipastikan apakah Coast Guard Amerika Serikat akan kembali dilibatkan. Sebelumnya, langkah serupa sempat dilakukan untuk mencegat kapal tanker tertentu.

Ketidakjelasan ini menambah unsur spekulasi di pasar minyak global. Pelaku pasar terus mencermati perkembangan kebijakan lanjutan dari pemerintah Amerika Serikat. Dalam jangka pendek, harga minyak diperkirakan tetap volatil. Setiap pernyataan atau tindakan lanjutan berpotensi memicu pergerakan harga yang signifikan.

Alif Bais Khoiriyah

Alif Bais Khoiriyah

Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

BEI Suspensi Saham Toba Pulp Lestari Terkait Operasional

BEI Suspensi Saham Toba Pulp Lestari Terkait Operasional

Harga Emas Antam di Pegadaian Naik Perdagangan 18 Desember 2025

Harga Emas Antam di Pegadaian Naik Perdagangan 18 Desember 2025

Update Harga Emas Perhiasan The Palace Terbaru Hari Ini 18 Desember 2025

Update Harga Emas Perhiasan The Palace Terbaru Hari Ini 18 Desember 2025

Menkes Ingatkan Bahaya Konsumsi Gorengan terhadap Asupan Kalori Harian

Menkes Ingatkan Bahaya Konsumsi Gorengan terhadap Asupan Kalori Harian

ROSA Robot Bedah Lutut Presisi Bantu Dokter Operasi

ROSA Robot Bedah Lutut Presisi Bantu Dokter Operasi