Sabtu, 06 Desember 2025

Pemerintah Tingkatkan Investasi Hilirisasi Nikel sebagai Upaya Menguatkan Industri Logam

Pemerintah Tingkatkan Investasi Hilirisasi Nikel sebagai Upaya Menguatkan Industri Logam
Pemerintah Tingkatkan Investasi Hilirisasi Nikel sebagai Upaya Menguatkan Industri Logam

JAKARTA - Upaya memperkuat hilirisasi nikel kini menjadi fokus utama berbagai pemangku kepentingan, terutama karena sektor ini dianggap berpotensi besar dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral nasional. 

Forum Industri Nikel Indonesia (FINI) menilai percepatan pengembangan industri hilir membutuhkan langkah strategis yang mampu menarik minat investor secara lebih luas, khususnya dari sektor swasta.

Ketua Umum FINI, Arif Perdanakusumah, menegaskan bahwa pembangunan industri bernilai tambah merupakan kunci agar Indonesia dapat memperluas kapasitas produksi dan menghadirkan produk yang lebih kompetitif di pasar global. 

Baca Juga

Kemenhub Siapkan Mudik Motor Gratis dengan Kuota Ribuan Unit Pada Libur Nataru 2025

Ia menilai bahwa upaya ini harus dimulai dari fondasi yang kuat, termasuk perbaikan sistem pendukung dan penataan arah kebijakan.

Arif menjelaskan bahwa langkah awal yang paling penting adalah memastikan adanya jaminan investasi dan penyediaan insentif fiskal yang bersaing dengan negara-negara lain. 

“Pertama adalah kaitannya dengan jaminan investasi, insentif fiskal karena negara-negara di Asean maupun Asia Timur berlomba-lomba menarik investor sehingga kita perlu ada strategi bagaimana bisa menarik investor ke dalam negeri," ujarnya.

Kebutuhan Infrastruktur dan SDM Kompeten

Selain aspek insentif, Arif menyoroti bahwa infrastruktur yang memadai menjadi faktor penting untuk mendukung kelancaran investasi. 

Penyederhanaan regulasi juga dibutuhkan agar proses perizinan dapat berjalan cepat dan memberikan kepastian hukum bagi pelaku usaha. Ia menekankan bahwa kepastian kebijakan pemerintah akan sangat memengaruhi minat investor dalam menanamkan modalnya.

Lebih jauh, Arif menambahkan bahwa keberlanjutan industri harus menjadi perhatian serius. Pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab dinilai sebagai syarat penting agar industri hilir dapat berkembang dalam jangka panjang. 

Upaya ini tidak hanya mendukung keberlanjutan ekosistem, tetapi juga meningkatkan daya saing produk di pasar global.

Ia juga menegaskan bahwa kualitas sumber daya manusia berperan sentral dalam mendukung pertumbuhan industri. 

“Yang paling penting adalah pengembangan tenaga kerja dan kerangka teknologi, kita harus menginvestasikan secara serius bagaimana pengembangan tenaga kerja ini bisa menghasilkan tenaga kerja yang kompeten, andal yang bisa terlibat di dalam industri digital,” katanya.

Dorongan Insentif Baru untuk Daya Saing

Di sisi lain, Direktur Hilirisasi Mineral dan Batu Bara Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Rizwan Aryadi Ramdhan, menekankan bahwa daya tarik investasi perlu diperkuat melalui berbagai terobosan baru. 

Ia menyebutkan bahwa pemerintah telah memberikan sejumlah fasilitas, seperti tax holiday, tax allowance, pembebasan bea masuk atau master list untuk bahan baku dan mesin, hingga tax deduction.

Namun demikian, berakhirnya aturan terkait tax holiday pada 2025 dan penerapan Global Minimum Tax (GMT) mendorong pemerintah mencari skema insentif baru yang tetap kompetitif di tingkat internasional. Rizwan menilai bahwa adaptasi kebijakan sangat penting untuk menjaga minat investor agar tidak beralih ke negara lain.

Dukungan terhadap kegiatan riset dan pengembangan juga diperkuat melalui skema super tax deduction sebesar 200–300% dari nilai investasi.

Langkah ini diharapkan dapat mendorong perusahaan semakin aktif melakukan research and development (R&D) di dalam negeri. Rizwan menyebut bahwa sejumlah kementerian sedang membahas bentuk insentif baru bagi sektor-sektor pionir.

Harapan Penguatan Tata Kelola dan Rantai Pasok

Sejalan dengan pandangan tersebut, berbagai pihak menilai bahwa penguatan tata kelola nikel nasional menjadi faktor penting dalam memberikan kepastian bagi investor.

Kebijakan yang terarah dan harmonisasi regulasi antar-lembaga dinilai sangat dibutuhkan untuk menciptakan iklim investasi yang stabil dan kondusif bagi pertumbuhan industri hilir.

Fokus selanjutnya diarahkan pada pengembangan produk prioritas serta penguatan rantai pasok. Upaya ini dipandang strategis untuk memastikan industri nikel Indonesia mampu memenuhi kebutuhan global yang terus tumbuh, terutama dalam sektor energi baru dan kendaraan listrik.

Selain itu, hilirisasi tidak hanya dianggap sebagai strategi ekonomi jangka panjang, tetapi juga sebagai langkah besar dalam meningkatkan daya saing teknologi Indonesia.

Dengan dukungan kebijakan yang tepat, kualitas SDM yang mumpuni, serta dorongan riset yang berkesinambungan, Indonesia diyakini mampu menarik lebih banyak investasi dan memperkuat ekosistem industri nikel yang maju, berkelanjutan, dan bertanggung jawab.

Alif Bais Khoiriyah

Alif Bais Khoiriyah

Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

Kemenhub Siapkan Mudik Motor Gratis dengan Kuota Ribuan Unit Pada Libur Nataru 2025

Kemenhub Siapkan Mudik Motor Gratis dengan Kuota Ribuan Unit Pada Libur Nataru 2025

Bali Pimpin Sektor Pariwisata Nasional dengan Kontribusi Signifikan

Bali Pimpin Sektor Pariwisata Nasional dengan Kontribusi Signifikan

Tanda-tanda, Syarat, dan Cara Mengaktifkan Kartu AXIS yang Sudah Mati

Tanda-tanda, Syarat, dan Cara Mengaktifkan Kartu AXIS yang Sudah Mati

Spesifikasi dan Harga Samsung S24 FE di Indonesia

Spesifikasi dan Harga Samsung S24 FE di Indonesia