Freeport Mulai Operasi Terbatas, Produksi Tambang Kembali Pulih Signifikan
JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) secara resmi memulai operasi terbatas di tambang Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ) sejak akhir Oktober 2025.
Kedua tambang ini berkontribusi sekitar 30% dari total kapasitas produksi perusahaan. Konsentrat yang dihasilkan baru mampu memenuhi sebagian kebutuhan smelter pertama perseroan, PT Smelting di Gresik, Jawa Timur.
VP Corporate Communications Freeport, Katri Krisnati, menegaskan bahwa meski operasi baru berjalan sebagian, langkah ini penting untuk memulihkan rantai pasokan yang sempat terhenti akibat insiden longsor di area Grasberg Block Cave (GBC).
Baca Juga
Penyetopan sementara dilakukan untuk memastikan proses evakuasi dan investigasi berjalan aman, serta mencegah risiko tambahan bagi pekerja di area sekitar.
Dampak Longsor Terhadap Produksi dan Upaya Pemulihan
Insiden longsor di GBC pada awal September 2025 menyebabkan penurunan produksi emas sekitar 30%. Wakil Presiden Direktur PTFI, Jenpino Ngabdi, menyampaikan produksi emas tahun ini hanya mencapai sekitar 15 ton, dan diperkirakan akan kembali normal pada 2027 dengan kapasitas produksi 50–60 ton.
Sementara itu, Freeport-McMoRan Inc. (FCX) selaku induk perusahaan berbasis di Arizona, Amerika Serikat, mempercepat pemulihan tambang bawah tanah GBC. Targetnya, operasi di GBC akan dimulai secara bertahap pada kuartal II-2026.
FCX menegaskan komitmennya untuk memulihkan produksi secara aman, efisien, dan bertanggung jawab, sejalan dengan rencana peningkatan kapasitas jangka menengah.
Kebijakan Pemerintah dan Dukungan Operasional
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengizinkan pembukaan kembali dua tambang yang tidak terdampak longsoran lumpur.
Direktur Jenderal Minerba, Tri Winarno, menyampaikan bahwa Freeport saat ini tengah melakukan persiapan pembukaan kembali produksi untuk Big Gossan dan DMLZ. Kapasitas produksi kedua tambang ini sekitar 600.000 ton per tahun atau 30% dari total kapasitas produksi seluruh tambang Freeport.
Kebijakan pemerintah ini penting untuk memastikan aliran konsentrat ke smelter tetap berjalan meski operasi GBC masih dalam pemulihan. Dukungan regulasi sekaligus memberikan kepastian bagi pasar terkait pasokan tembaga dan emas dari tambang Freeport di Grasberg.
Proyeksi Produksi Jangka Menengah dan Strategi FCX
Dengan dimulainya produksi di Big Gossan dan DMLZ, Freeport berharap dapat menstabilkan pasokan bijih tembaga dan emas untuk periode 2026.
Berdasarkan rencana pemulihan bertahap, FCX memperkirakan produksi tembaga dan emas PTFI dari Grasberg pada 2026 akan mencapai volume yang serupa dengan 2025, yaitu sekitar 1,0 miliar pon tembaga dan 0,9 juta ons emas.
Ke depan, produksi diprediksi meningkat secara bertahap hingga rata-rata tahunan 2027–2029, yakni sekitar 1,6 miliar pon tembaga dan 1,3 juta ons emas.
Presiden dan CEO FCX, Kathleen Quirk, menyampaikan bahwa timnya berkomitmen menjaga efisiensi biaya sambil memulihkan operasi secara aman. Penekanan pada keselamatan, pengelolaan lingkungan, dan tanggung jawab sosial menjadi prioritas utama dalam pemulihan skala besar ini.
Rekomendasi
Berita Lainnya
.jpg)