Sabtu, 06 Desember 2025

Pemanfaatan PLTS Membantu Mewujudkan Industri Tambang Berbasis Green Mining

Pemanfaatan PLTS Membantu Mewujudkan Industri Tambang Berbasis Green Mining
Pemanfaatan PLTS Membantu Mewujudkan Industri Tambang Berbasis Green Mining

JAKARTA - Transformasi menuju green mining semakin menjadi perhatian utama industri pertambangan nasional, terutama ketika kebutuhan energi yang efisien dan ramah lingkungan meningkat dari waktu ke waktu. 

Perubahan arah ini turut menempatkan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai pilar penting dalam operasi tambang modern. 

Pendekatan tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah terhadap target Net Zero Emission 2060 dan penerapan prinsip pertambangan berkelanjutan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

Baca Juga

Kemenhub Siapkan Mudik Motor Gratis dengan Kuota Ribuan Unit Pada Libur Nataru 2025

Regulasi itu menegaskan perlunya pengelolaan lingkungan, reklamasi, serta tanggung jawab sosial yang berkesinambungan. 

Sebagai pihak yang aktif dalam pengembangan energi surya untuk sektor industri, SUN Energy melihat peluang besar bagi PLTS untuk mendukung dekarbonisasi nasional serta memastikan ketahanan pasokan listrik bagi wilayah tambang yang sulit dijangkau jaringan listrik umum.

Melalui pemanfaatan energi terbarukan, transformasi ini diharapkan menjadi fondasi bagi operasi tambang yang lebih efisien, stabil, dan berkelanjutan.

Energi Surya Sebagai Dasar Efisiensi Modernisasi Tambang

Sektor pertambangan dikenal memiliki konsumsi energi yang sangat besar, terutama karena banyak beroperasi di lokasi terpencil dengan akses listrik terbatas. Dalam situasi seperti itu, kebutuhan akan sumber energi yang stabil dan efisien menjadi semakin penting. 

Di sinilah kombinasi PLTS dan Battery Energy Storage System (BESS) dianggap sebagai solusi strategis untuk menghadirkan pasokan energi yang andal sekaligus menekan biaya operasional.

Berdasarkan analisis dari National Renewable Energy Laboratory (NREL), komponen energi dapat mencapai 15–40 persen dari total biaya operasional tambang, terutama pada perusahaan yang masih mengandalkan pembangkit diesel sebagai sumber utama. 

Dengan mengintegrasikan PLTS dan sistem penyimpanan baterai, perusahaan tambang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meminimalkan potensi gangguan pada operasional.

Selain menurunkan biaya, stabilitas pasokan listrik dari energi surya juga membantu memperpanjang umur peralatan operasional karena menurunnya risiko fluktuasi listrik. 

Sementara itu, laporan International Renewable Energy Agency (IRENA) menunjukkan biaya pembangkitan listrik tenaga surya skala utilitas telah turun hingga USD 0,043 per kWh, sekitar 41 persen lebih murah dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar fosil paling efisien.

Pendekatan Terintegrasi untuk Keberlanjutan Tambang

Penerapan green mining tidak hanya berkaitan dengan penghematan energi, tetapi menuntut pendekatan yang terintegrasi antara energi terbarukan, elektrifikasi, dan pengelolaan sumber daya yang efisien. 

Melalui konsep Sustainability-as-a-Service, SUN Energy bersama entitas dalam grupnya menghadirkan solusi komprehensif bagi sektor pertambangan yang mendukung transformasi industri menuju operasi rendah emisi.

SUN Terra menyediakan teknologi PLTS dan BESS, SUN Mobility menawarkan Fleet-as-a-Service untuk mendukung elektrifikasi kendaraan operasional, sementara NIRA berfokus pada pengelolaan air berkelanjutan. 

Sinergi antara teknologi energi, penyimpanan daya, serta digitalisasi sistem operasional ini menjadikan langkah menuju tambang hijau semakin nyata.

Teknologi PLTS dan BESS memastikan pasokan listrik tetap stabil, sedangkan elektrifikasi kendaraan operasional berpotensi menurunkan konsumsi solar hingga 40 persen. 

Pada saat yang sama, digitalisasi memungkinkan pemantauan real-time sehingga tindakan korektif dapat dilakukan lebih cepat untuk menjaga efisiensi dan kontinuitas operasional.

Prospek Efisiensi dan Dekarbonisasi Industri Tambang

Berbagai studi global memperlihatkan besarnya manfaat transformasi green mining bagi industri ekstraktif. 

Studi McKinsey & Company mencatat bahwa elektrifikasi tambang dengan dukungan energi terbarukan dapat menurunkan biaya energi hingga 40–70 persen dan mengurangi emisi karbon hingga 60–80 persen, terutama pada operasi yang sebelumnya bergantung pada bahan bakar fosil.

Temuan ini menegaskan bahwa pemanfaatan energi bersih bukan sekadar kebutuhan lingkungan, tetapi bagian dari strategi efisiensi jangka panjang yang memberi nilai tambah besar bagi perusahaan tambang. 

Dengan semakin kompetitifnya biaya energi surya serta meningkatnya kebutuhan akan sumber energi berkelanjutan, PLTS diprediksi akan terus menjadi pilihan utama bagi perusahaan tambang.

Transformasi ini juga memperkuat posisi Indonesia dalam upaya mencapai target dekarbonisasi nasional dan menjadikan industri tambang lebih siap menghadapi tantangan masa depan yang menuntut efisiensi, stabilitas energi, dan tanggung jawab lingkungan.

Alif Bais Khoiriyah

Alif Bais Khoiriyah

Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

Kemenhub Siapkan Mudik Motor Gratis dengan Kuota Ribuan Unit Pada Libur Nataru 2025

Kemenhub Siapkan Mudik Motor Gratis dengan Kuota Ribuan Unit Pada Libur Nataru 2025

Bali Pimpin Sektor Pariwisata Nasional dengan Kontribusi Signifikan

Bali Pimpin Sektor Pariwisata Nasional dengan Kontribusi Signifikan

Tanda-tanda, Syarat, dan Cara Mengaktifkan Kartu AXIS yang Sudah Mati

Tanda-tanda, Syarat, dan Cara Mengaktifkan Kartu AXIS yang Sudah Mati

Spesifikasi dan Harga Samsung S24 FE di Indonesia

Spesifikasi dan Harga Samsung S24 FE di Indonesia