Tips dan Panduan Tepat Mengelola Token Listrik Kos Agar Lebih Hemat dan Terkontrol
- Jumat, 28 November 2025
JAKARTA - Banyak penghuni kos menghadapi pertanyaan sederhana namun penting: berapa besarnya token listrik yang perlu dibeli agar dapat bertahan selama satu bulan penuh.
Pelanggan PLN prabayar memiliki pilihan nominal token mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 1 juta, namun tidak semua jumlah tersebut sesuai dengan kebutuhan sehari-hari penghuni kos.
Biasanya, anak kos memilih membeli token Rp 20.000 atau Rp 50.000 untuk memenuhi kebutuhan cepat, tetapi ada pula yang ingin membeli token satu kali dalam sebulan agar lebih praktis dan tidak khawatir listrik habis mendadak.
Baca JugaKemenhub Siapkan Mudik Motor Gratis dengan Kuota Ribuan Unit Pada Libur Nataru 2025
Kebutuhan setiap pelanggan ditentukan oleh daya volt ampere (VA) yang digunakan, sehingga konsumsi listrik bisa berbeda antara satu kos dan lainnya. Dalam konteks anak kos, perangkat yang paling sering dipakai umumnya bersifat personal dan tidak terlalu besar konsumsi dayanya.
Meskipun demikian, penggunaan perangkat secara bersamaan dapat membuat seseorang harus memperhitungkan jumlah token ideal secara lebih cermat agar pemakaiannya tetap efisien.
Situasi ini membuat banyak orang mencari cara menghitung kebutuhan token listrik secara tepat.
Pertanyaan seperti “beli token listrik berapa agar listrik kos tahan hingga sebulan?” muncul secara berulang karena setiap penghuni kos ingin memastikan pengeluaran listrik dapat dikendalikan tanpa mengubah kebiasaan penting seperti mengisi daya ponsel atau menggunakan kipas angin.
Dengan memahami pola penggunaan harian, kebutuhan listrik sebulan bisa dihitung dengan lebih realistis tanpa risiko kekurangan daya di tengah bulan.
Penjelasan Tarif Listrik yang Berlaku Saat Ini
Sebelum menentukan nominal token yang tepat, penting untuk memahami tarif listrik yang berlaku bagi pelanggan rumah tangga. Tarif listrik rumah tangga dibedakan menjadi subsidi dan non-subsidi.
Pada golongan subsidi, pelanggan daya 450 VA dikenakan tarif Rp 415 per kWh, sedangkan pelanggan daya 900 VA dikenakan tarif Rp 605 per kWh. Sementara itu, pelanggan non-subsidi memiliki rentang tarif yang berbeda, tergantung kategori daya yang digunakan masing-masing rumah atau kamar kos.
Untuk pelanggan non-subsidi, golongan daya 900 VA-RTM dikenakan tarif Rp 1.352 per kWh. Kemudian, golongan 1.300 VA dan 2.200 VA memiliki tarif yang sama, yaitu Rp 1.444,70 per kWh.
Sementara golongan 3.500–5.500 VA berada pada tarif Rp 1.699,53 per kWh dan pelanggan dengan daya di atas 6.600 VA dikenakan tarif yang sama. Informasi tarif ini menjadi dasar penting karena perhitungan kebutuhan token listrik sangat bergantung pada biaya per kWh yang berlaku.
Tarif listrik tersebut menjadi acuan dalam menentukan berapa biaya listrik sebulan berdasarkan total konsumsi harian. Maka, sebelum membeli token, pelanggan kos perlu menyesuaikan kondisi daya listrik kamar mereka.
Dengan mengetahui perhitungan dasar tarif, seseorang dapat memperkirakan berapa besar nominal token yang harus dibeli untuk memastikan pemakaian stabil sepanjang bulan. Informasi ini juga membantu agar pengeluaran listrik tetap sesuai anggaran yang telah dipersiapkan.
Perhitungan Konsumsi Listrik Sehari-Hari untuk Anak Kos
Dosen Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta, Toto Sukisno, menjelaskan bahwa perangkat elektronik yang umum digunakan anak kos adalah ponsel, laptop, lampu, dan kipas angin. Masing-masing perangkat ini memiliki tingkat konsumsi listrik yang berbeda.
“Sebagai contoh, dengan data 33 Watt, pemakaian aktual di kisaran 8 watt-an, tapi tergantung level baterai yang diisi,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa jika seseorang mengisi daya ponsel satu kali sehari, konsumsi listriknya sekitar 0,008 kWh.
Selain itu, Toto menjelaskan bahwa mengisi daya laptop membutuhkan listrik sekitar 0,35 kWh jika diasumsikan perangkat tersebut memakai daya 65 watt dan diisi lima kali dalam satu jam setiap kali pengisian. Untuk penerangan kamar kos, lampu 12 watt yang dinyalakan selama 14 jam sehari akan mengonsumsi 0,168 kWh.
Sedangkan kipas angin dengan daya 60 watt yang dinyalakan selama 16 jam membutuhkan sekitar 0,96 kWh dalam sehari. Jika seluruh konsumsi ini dijumlahkan, beban listrik harian anak kos mencapai 1,48 kWh.
Angka tersebut kemudian dikalikan dengan 30 hari sehingga total kebutuhan listrik sebulan menjadi 44,4 kWh. Setelah mendapatkan jumlah kWh bulanan, barulah perhitungan nominal token dilakukan dengan menyesuaikan tarif listrik yang berlaku.
Jika seorang penghuni kos menggunakan daya non-subsidi 1.300–2.200 VA dengan tarif Rp 1.444,70 per kWh, maka total biaya listrik per bulan mencapai Rp 64.145. Perhitungan ini memberikan gambaran realistis mengenai seberapa besar anggaran listrik yang perlu disiapkan.
Rekomendasi Nominal Token untuk Pemakaian Satu Bulan
Berdasarkan perhitungan konsumsi energi tersebut, penghuni kos yang hanya menggunakan ponsel, laptop, lampu, dan kipas angin disarankan membeli token listrik sebesar Rp 65.000 hingga Rp 70.000 agar listrik mampu bertahan selama satu bulan.
Rentang nominal tersebut sudah mencakup kebutuhan rata-rata yang dihitung berdasarkan perangkat yang digunakan secara intens oleh mayoritas anak kos. Selain itu, angka tersebut juga memberikan sedikit ruang cadangan jika terjadi peningkatan pemakaian ringan dalam beberapa hari tertentu.
Namun, perlu dicatat bahwa kebutuhan tersebut hanya berlaku jika perangkat elektronik yang dipakai terbatas pada empat perangkat utama yang telah disebutkan.
Jika seorang penghuni kos menggunakan alat elektronik tambahan seperti rice cooker, AC, catokan rambut, atau pengering rambut, maka konsumsi listrik akan meningkat signifikan. Dengan demikian, nominal token listrik yang dibeli pun harus lebih besar agar tetap mencukupi hingga akhir bulan.
Memahami perhitungan ini memberikan keuntungan bagi penghuni kos karena dapat mengelola keuangan dengan lebih baik, terutama untuk kebutuhan pokok seperti listrik.
Dengan mengetahui perangkat yang digunakan serta pola pemakaian harian, setiap penghuni kos bisa menentukan besarnya token listrik yang ideal sesuai kebutuhan masing-masing. Pengelolaan listrik yang tepat juga membantu menghindari kondisi listrik habis mendadak dan membuat aktivitas sehari-hari tetap berjalan lancar.
Alif Bais Khoiriyah
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Kemenhub Siapkan Mudik Motor Gratis dengan Kuota Ribuan Unit Pada Libur Nataru 2025
- Jumat, 05 Desember 2025
Kemudahan Transportasi Solo-Bandara Hingga Madiun Kini Tersedia Lewat KA BIAS
- Jumat, 05 Desember 2025
KRL Solo-Jogja Tingkatkan Kenyamanan Perjalanan Bagi Seluruh Penumpang
- Jumat, 05 Desember 2025
Sinar Jaya Permudah Mobilitas Wisatawan Menuju Pantai-Pantai di Jogja
- Jumat, 05 Desember 2025
Berita Lainnya
Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025
- Jumat, 05 Desember 2025
Kemenhub Siapkan Mudik Motor Gratis dengan Kuota Ribuan Unit Pada Libur Nataru 2025
- Jumat, 05 Desember 2025










.jpg)