Jumat, 05 Desember 2025

Kemenag Jelaskan Dampak Positif Ekoteologi terhadap Upaya Perlindungan Lingkungan Hidup

Kemenag Jelaskan Dampak Positif Ekoteologi terhadap Upaya Perlindungan Lingkungan Hidup
Kemenag Jelaskan Dampak Positif Ekoteologi terhadap Upaya Perlindungan Lingkungan Hidup

JAKARTA - Upaya untuk memperkuat implementasi ekoteologi dalam dunia pendidikan kembali ditegaskan Kementerian Agama sebagai langkah strategis membangun budaya ramah lingkungan di tingkat nasional. 

Pendekatan ini dipandang bukan hanya sebagai gagasan spiritual, tetapi juga sebagai gerakan yang diarahkan pada tindakan nyata demi menjaga keberlanjutan bumi untuk generasi mendatang. 

Melalui ekoteologi, Kemenag berupaya memperluas kesadaran ekologis dengan menempatkan nilai-nilai keagamaan sebagai landasan perubahan yang lebih terukur dan berdampak.

Baca Juga

Polri Bergerak Cepat Identifikasi Korban Banjir di Sejumlah Daerah Sumatera

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Kamaruddin Amin menjelaskan bahwa ekoteologi saat ini telah memasuki tahap implementasi. Ia menekankan bahwa konsep mengenai hubungan spiritual manusia dan alam telah dibahas cukup lama, sehingga kini fokusnya adalah mengubahnya menjadi langkah konkret. 

Ia menyampaikan bahwa yang dibutuhkan adalah tindakan teknis yang dapat memberikan dampak langsung terhadap kondisi lingkungan. 

“Konsep ekoteologi telah lama dibahas. Yang kini jauh lebih penting adalah bagaimana memastikan langkah-langkah teknis dan terukur agar konsep ini benar-benar terimplementasi dan berdampak pada lingkungan,” ujarnya.

Menurut Kamaruddin, potensi sosial yang dimiliki Kemenag sangat besar untuk mendorong perubahan ekologis. Ia menyoroti keberadaan lebih dari satu juta guru, sepuluh juta siswa madrasah, serta 1,5 juta peristiwa nikah setiap tahun sebagai kekuatan transformasi yang tidak dimiliki lembaga lain. 

Dengan cakupan yang luas, ia meyakini bahwa gerakan ekoteologi dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memperbaiki lingkungan jika dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan.

Peran Guru dan Sektor Pendidikan dalam Transformasi Ekologis

Ia juga menguraikan bahwa pelibatan guru menjadi salah satu kunci pembentukan karakter ekologis peserta didik. Kamaruddin mencontohkan bagaimana beberapa negara seperti Jepang dan Finlandia berhasil menanamkan kecintaan terhadap lingkungan melalui pendidikan moral sejak usia dini. 

Dari teladan tersebut, ia menekankan pentingnya menumbuhkan nilai cinta lingkungan dan budaya merawat alam sebagai bagian dari proses pendidikan. “Mengajar dengan cinta, membentuk kepedulian sejak dini, dan menciptakan budaya merawat lingkungan adalah tugas strategis para guru,” kata Kamaruddin.

Kamaruddin mengungkapkan potensi besar jika seluruh unsur pendidikan berperan aktif. “Jika setiap guru menanam satu pohon, kita bisa menanam minimal satu juta pohon setahun. Jika setiap calon pengantin menanam satu pohon, kita menambah 1,5 juta pohon lagi. 

Potensinya sangat besar,” ujarnya. Ia meyakini bahwa langkah sederhana yang dilakukan secara masif dapat menghasilkan dampak ekologis yang luas dan membantu memperkuat upaya pelestarian alam jangka panjang.

Selain itu, berbagai program yang telah berjalan menunjukkan bahwa kolaborasi antara pendidik, peserta didik, dan masyarakat mampu menciptakan perubahan nyata di tingkat lokal. 

Melalui gerakan kecil seperti pengurangan sampah, penanaman pohon, dan penghematan energi, seluruh elemen pendidikan dapat berkontribusi pada upaya menjaga bumi. 

Dengan landasan ekoteologi, setiap aksi lingkungan tidak lagi sekadar rutinitas, tetapi menjadi bagian dari ibadah dan pengabdian yang memiliki nilai moral dan spiritual bagi peserta didik dan tenaga pendidik.

Penegasan Ekoteologi sebagai Prioritas dan Bagian dari Syariah

Di sisi lain, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Amien Suyitno menegaskan bahwa ekoteologi merupakan amanat prioritas yang telah lama menjadi fokus Menteri Agama. 

Ia menilai meningkatnya kerusakan lingkungan menuntut adanya penyesuaian dalam tujuan syariah. Menurutnya, perlindungan terhadap lingkungan harus ditempatkan sebagai bagian dari tujuan penting yang selaras dengan nilai-nilai keagamaan.

Ia menyampaikan bahwa konsep menjaga lingkungan kini harus masuk dalam maqashid syariah sebagai upaya menghadapi darurat ekologis yang semakin nyata. 

“Sudah saatnya menjaga lingkungan, hifdzul biah, menjadi bagian dari maqashid syariah, karena kerusakan ekologis telah memasuki fase darurat,” ujarnya. Dengan demikian, pelestarian lingkungan bukan hanya tindakan sosial tetapi juga bentuk implementasi nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

Program Nyata di Lapangan dan Harapan Masa Depan

Amien menjelaskan bahwa implementasi ekoteologi tidak lagi berada pada ranah gagasan abstrak. 

Ia menyebut bahwa berbagai satuan pendidikan di bawah Kemenag telah menjalankan program ramah lingkungan seperti Adiwiyata, pengelolaan sampah berbasis daur ulang, konservasi energi, dan green campus. Inisiatif tersebut menunjukkan bahwa Kemenag telah bergerak secara nyata dan tidak berhenti pada tataran konsep.

Keberhasilan dari berbagai program tersebut juga menjadi dasar untuk memperluas praktik baik ke lebih banyak wilayah. 

Ia menyampaikan bahwa Kemenag berkomitmen memperluas penerapan ekoteologi sehingga dapat menjadi gerakan nasional yang melingkupi semua unsur pendidikan. Dengan dukungan berbagai pihak, ia yakin budaya cinta lingkungan akan semakin kuat tumbuh di masyarakat.

Kemenag menegaskan bahwa pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun karakter generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki kepekaan moral terhadap lingkungan. 

Melalui integrasi nilai keagamaan dan kesadaran ekologis, diharapkan muncul generasi yang unggul secara intelektual serta memiliki cinta tulus kepada alam semesta. Pendekatan ini diharapkan memperkuat kesadaran kolektif untuk merawat lingkungan secara berkelanjutan.

Alif Bais Khoiriyah

Alif Bais Khoiriyah

Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

Kemenhub Siapkan Mudik Motor Gratis dengan Kuota Ribuan Unit Pada Libur Nataru 2025

Kemenhub Siapkan Mudik Motor Gratis dengan Kuota Ribuan Unit Pada Libur Nataru 2025

Bali Pimpin Sektor Pariwisata Nasional dengan Kontribusi Signifikan

Bali Pimpin Sektor Pariwisata Nasional dengan Kontribusi Signifikan

Tanda-tanda, Syarat, dan Cara Mengaktifkan Kartu AXIS yang Sudah Mati

Tanda-tanda, Syarat, dan Cara Mengaktifkan Kartu AXIS yang Sudah Mati

Spesifikasi dan Harga Samsung S24 FE di Indonesia

Spesifikasi dan Harga Samsung S24 FE di Indonesia