Penerbangan Rute Jember–Denpasar Awali Operasi Dengan Tren Permintaan Menjanjikan

Penerbangan Rute Jember–Denpasar Awali Operasi Dengan Tren Permintaan Menjanjikan

JAKARTA - Kembali beroperasinya penerbangan langsung Jember–Denpasar memunculkan harapan baru bagi masyarakat yang selama ini mengandalkan perjalanan antardaerah untuk bekerja maupun keperluan rutin lainnya. 

Minat masyarakat terlihat meningkat sejak diumumkannya jadwal penerbangan perdana untuk rute tersebut, terutama pada keberangkatan dari Jember menuju Denpasar.

Data pemesanan awal menunjukkan bahwa okupansi kursi pada rute Jember–Denpasar telah melampaui 50 persen. Sementara itu, rute sebaliknya dari Denpasar menuju Jember berada pada kisaran sekitar 25 persen untuk jadwal terbang pertama. 

Baca Juga

Polri Bergerak Cepat Identifikasi Korban Banjir di Sejumlah Daerah Sumatera

Tren ini dinilai sebagai sinyal positif yang menunjukkan bahwa jalur penerbangan tersebut masih memiliki potensi peminat yang besar di wilayah setempat setelah sebelumnya mengalami penghentian layanan.

Plt. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jember, Gatot Triyono, menyampaikan bahwa antusiasme masyarakat terhadap pembukaan kembali rute tersebut tidak terlepas dari kebiasaan banyak warga yang memiliki aktivitas reguler di Bali. 

Ia menuturkan bahwa jalur udara menjadi opsi yang lebih praktis dan efisien bagi mereka yang membutuhkan perjalanan cepat. 

“Kalau untuk okupansi di tanggal 5 Desember, Jember–Denpasar sudah terisi lebih dari 50 persen, sedangkan Denpasar–Jember sekitar 25 persen,” jelas Gatot. Ia menilai bahwa pola pemesanan tersebut merupakan awal yang menjanjikan bagi keberlanjutan operasional penerbangan.

Efisiensi Waktu Jadi Alasan Utama

Keunggulan rute Jember–Denpasar terutama terletak pada hematnya waktu perjalanan yang ditawarkan. Perjalanan darat yang dapat memakan waktu hingga delapan jam kini dapat ditempuh dengan durasi sekitar 1 jam 20 menit menggunakan pesawat ATR 72-500/600 milik Wings Air. 

Efisiensi waktu inilah yang menurut Gatot menjadi pertimbangan terbesar bagi calon penumpang yang kerap bepergian antara kedua wilayah.

“Memangkas waktu lebih singkat, dibandingkan dengan perjalanan darat. Kurang lebih bisa memakan waktu minimal delapan jam,” ujarnya. Hal ini membuat perjalanan udara menjadi pilihan yang lebih realistis dan nyaman, terutama bagi para pekerja hingga pelaku usaha kecil yang membutuhkan mobilitas cepat.

Faktor harga juga memberi pengaruh besar. Kisaran tarif yang berada antara Rp843 ribu hingga Rp855 ribu dinilai masih kompetitif, apalagi dengan adanya opsi promo yang bisa didapatkan mulai dari harga sekitar Rp460 ribu. 

Ketersediaan pemesanan daring turut memudahkan masyarakat dalam memperoleh tiket secara cepat tanpa harus datang langsung ke lokasi, memberikan fleksibilitas dalam memilih jadwal sesuai kebutuhan masing-masing.

Promosi yang ditawarkan pada periode ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi mereka yang ingin mencoba kembali layanan penerbangan setelah beberapa waktu tanpa adanya akses langsung. 

Dengan harga yang lebih terjangkau, masyarakat memiliki peluang lebih besar untuk memanfaatkan jalur udara sebagai sarana transportasi utama.

Bandara Lakukan Persiapan Layanan Maksimal

Dalam rangka mendukung operasional penerbangan perdana, Bandara Notohadinegoro telah merampungkan berbagai langkah persiapan yang diperlukan. 

Perbaikan fasilitas terminal dilakukan untuk memberikan kenyamanan tambahan bagi para penumpang, sementara komponen pendukung seperti sumber daya manusia hingga unit pemadam kebakaran turut dipastikan dalam kondisi optimal.

Gatot menjelaskan bahwa persiapan tersebut merupakan bagian penting dalam memastikan pelayanan dapat berjalan tanpa kendala, terutama pada masa-masa awal pengoperasian kembali rute. 

Salah satu aspek yang juga dikoordinasikan adalah penataan loket check-in maskapai Wings Air, yang saat ini berada pada tahap akhir sebelum siap digunakan untuk melayani calon penumpang secara langsung.

Penataan fasilitas dan kesiapan teknis secara keseluruhan diharapkan mampu memberikan pengalaman perjalanan yang baik, khususnya menjelang periode angkutan Natal dan Tahun Baru yang biasanya menjadi waktu dengan peningkatan jumlah pelancong. 

Kehadiran fasilitas yang tertata rapi dan siap melayani diyakini dapat meningkatkan kenyamanan masyarakat ketika hendak bepergian melalui jalur udara.

Optimisme Keberlanjutan Rute dan Dampak Mobilitas

Kembalinya rute penerbangan Jember–Denpasar tidak hanya memberi kemudahan perjalanan, tetapi juga memunculkan harapan baru mengenai dampak positif terhadap mobilitas dan perekonomian daerah. 

Pemerintah daerah menilai bahwa tren pemesanan yang menunjukkan peningkatan sejak awal dapat menjadi dasar untuk memperkuat keberlanjutan rute ini dalam jangka panjang.

Gatot berharap bahwa layanan ini dapat mempertahankan tren positif tersebut sehingga mempermudah konektivitas masyarakat Jember dengan Bali. “Harapan kami ini semakin mempermudah konektivitas masyarakat Jember dengan Bali,” ujarnya. 

Dengan keterisian kursi yang berpotensi meningkat dan kesiapan bandara yang semakin matang, rute penerbangan ini dinilai dapat memberikan kontribusi besar bagi masyarakat.

Selain memudahkan perjalanan, keberadaan rute ini juga berpotensi mendorong peningkatan aktivitas ekonomi, mengingat banyaknya warga yang memiliki hubungan kerja, usaha, hingga kebutuhan sosial antara kedua daerah. 

Mobilitas yang lebih efisien diyakini akan membawa dampak jangka panjang bagi perkembangan wilayah serta memberikan manfaat bagi berbagai sektor yang mengandalkan konektivitas cepat.