Saham Jasa Marga Dinilai Potensial Menjelang Libur Akhir Tahun 2025
JAKARTA - Saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) diperkirakan menarik untuk dikoleksi menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
Kebijakan diskon tarif tol 20% selama periode tersebut diyakini hanya memberi tekanan terbatas pada kinerja keuangan perseroan.
Pemerintah memastikan diskon tarif tol 20% berlaku di 26 ruas tol utama Trans Jawa dan Trans Sumatra. Kebijakan ini otomatis menggeser perhatian pasar terhadap dampak pendapatan dan valuasi saham JSMR.
Baca Juga
Analis menilai, meski ada peningkatan lalu lintas tol selama liburan, dampaknya bersifat musiman dan tidak signifikan secara struktural. Lonjakan trafik tol diharapkan mendorong pemulihan moderat JSMR di akhir 2025, didukung efisiensi biaya dan potensi monetisasi aset baru.
Valuasi Saham dan Potensi Akumulasi
Saham JSMR dinilai menarik untuk diakumulasi dalam jangka menengah karena valuasinya relatif murah. Meskipun beban bunga tinggi menjadi tantangan jangka pendek, fundamental bisnis tol perseroan tetap defensif.
Saham pelat merah ini juga mengalami koreksi signifikan sepanjang tahun, sehingga investor melihat potensi imbal hasil menarik. Realisasi penyesuaian tarif di ruas tol baru diprediksi dapat memperbaiki margin, meski biaya keuangan dan proyek ekspansi masih menjadi perhatian.
Selain itu, analis menyoroti prospek kenaikan volume lalu lintas selama musim libur akhir tahun sebagai katalis tambahan bagi pergerakan saham. Peningkatan mobilitas masyarakat diyakini akan memberikan dorongan sementara terhadap pendapatan operasional JSMR.
Dukungan Perbankan Investasi dan Katalis Positif
JP Morgan meningkatkan rekomendasi saham JSMR dari netral menjadi overweight. Mereka menilai beberapa faktor mendukung kenaikan saham, termasuk valuasi JSMR yang sudah terdiskon, perubahan tata kelola BUMN pasca-pengelolaan Danantara, dan tren penurunan suku bunga.
Valuasi JSMR saat ini tercatat sangat rendah, dengan rasio price-to-earnings (P/E) sekitar tujuh kali, terendah sepanjang sejarah. Analis menilai ini mencerminkan respons berlebihan pasar terhadap kekhawatiran transfer aset tol dari Waskita Karya.
Faktor lain yang menjadi katalis positif adalah fokus baru pada return on equity (ROE) di BUMN, yang telah menimbulkan rating ulang pada sejumlah saham. Tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia juga memberikan sentimen positif, dengan proyeksi pemangkasan 25 basis poin pada akhir tahun.
Pergerakan Saham dan Prospek Jangka Menengah
Meski ada koreksi saham sepanjang tahun, saham JSMR tetap menjadi pilihan menarik bagi investor yang mengincar jangka menengah. Lonjakan trafik musiman dan efisiensi operasional diperkirakan mampu mendukung pemulihan moderat di akhir 2025.
Pergerakan saham yang terkoreksi lebih dari 20% year to date menunjukkan adanya peluang bagi investor untuk mengakumulasi dengan risiko/imbalan yang menarik. Fundamental tol perseroan tetap stabil, dan prospek kenaikan pendapatan melalui tarif ruas baru memberikan tambahan dukungan bagi valuasi saham.
Secara keseluruhan, saham JSMR dipandang sebagai instrumen yang defensif namun memiliki potensi pertumbuhan jangka menengah. Momentum libur akhir tahun, dukungan pemerintah melalui diskon tol, serta perbaikan tata kelola dan tren suku bunga menjadi kombinasi faktor yang menjadikan saham ini tetap menarik untuk dicermati.
Rekomendasi
Berita Lainnya
.jpg)